Namsi: “Yang Meragukan KeDayakan Arbudin dan Petrus Berhadapan Dengan Masyarakat Adat Dayak”.
Jakarta, detikborneo.com- Polemik protes kehadiran UAS di kota Sintang dan Melawi masih berkepanjangan meskipun sudah dilakukan perdamaian Adat oleh Jarot Bupati Sintang dengan Pemangku Adat atau Ketimanggongan Kab Sintang pekan lalu.
Namun ada pihak-pihak yang sengaja akan mematik kekisruhan dengan mengatasnamakan identitas tertentu sehingga melakukan aksi protes aksi unjuk rasa didepan Polres dan pada senin (18/03/2023) mengundang Arbudin dan Petrus untuk datang ke kelompok yang memprotes aksi Arbudin dan Petrus.
Kehadiran UAS di Bumi Senentang Sintang ditolak bukan karena kegiatan keagamaannya melainkan karena ada catatan-catatan dan jejak digitalnya yang mana sampai isinya memprovokasi umat agama tertentu untuk melakukan jihad dan mengolok-olok agama yang berbeda dengan dirinya. Sikap ini pasti memantik kemarahan orang.
Akibat kegiatan ini yang khawatirkan oleh Arbudin dan Petrus mewakili komunitas ormas pemuda yang ada di Sintang agar masyarakat Sintang yang sudah tentram dan aman saling toleransi tidak terimbas oleh ulah UAS.
Prediksi ini ternyata sudah mulai terbukti ada yang terang-terangan mengancam akan melakukan pengadilan jalanan jika tidak memproses Arbudin dan Petrus. Bahkan ada yang dengan sengaja mengatakan bahwa Arbudin bukan suku Dayak tapi Suku Banjar. Ini keliru. Saya mengenal Arbudin. Dia pernah hidup satu asrama dengan saya ketika SMA,kata Namsi.
Hal ini yang membuat Dr. Andersius Namsi, Ph.D Wakil Presiden Masyarakat Adat Dayak Nasional angkat bicara: “Bagi yang meragukan Arbudin dan Petrus ke-Dayak-nya pasti akan berhadapan dengan Masyarakat Adat Dayak, mohon kepada pihak aparat bertindak tegas karena sudah menjurus pada penistaan suku. Jika dibiarkan maka akan terjadi gesekan yang lebih dalam lagi dan membesar karena sudah menyangkut Suku Dayak sebagai Penduduk Asli Kalimantan.
Karena bagi kami semua suku asli Kalimantan adalah Dayak karena Dayak itu penamaan dari Belanda yang artinya penduduk asli Kalimantan. Suku Banjar adalah Suku Dayak Maanyan dan suku-suku Dayak yang ada di Kalimantan Selatan yang kebetulan sebagian besar beragama Islam.
Kepada semua masyarakat adat Dayak di Sintang dan dimanapun berada untuk tetap menahan diri dan tidak terpancing oleh ulah oknum-oknum intoleran, tutup Namsi.
Saat dikonfirmasi ke Arbudin: ” Saya tidak akan datang/hadir di acara ini (undangan dari pemangku adat melayu), masalah sudah diselesaikan para Temenggung Adat Dayak pada 7 Maret 2024. Kemudian para Temenggung sudah menolak surat Aliansi sesuai surat tanggal 12 Maret 2024. Kalau saya datang keacara ini maka sama artinya saya menginjak martabat dan harga diri Temenggung Adat Dayak, saya menolak hadir demi menjaga martabat Temenggung dan Masyarakat Adat Sintang. Agik Idup Agik Ngelaban, katanya. (Bajare007).