25.3 C
Singkawang
More
    BerandaLumbungPenjualan E-Commerce Meningkat, Peluang Bisnis Terlihat

    Penjualan E-Commerce Meningkat, Peluang Bisnis Terlihat

    | Penulis: Anita Tri Vidiahastuti

    Pada 2 Maret 2020 diumumkan kasus infeksi pertama covid-19 di Indonesia. Setelah munculnya berita tersebut, masyarakat Indonesia mulai membiasakan untuk mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.

    Seiring dengan bertambahnya kasus terinfeksi, pemerintah juga berupaya menekan angka kasus positif dengan menerapkan berbagai kebijakan. Seperti physical distancing, penerapan jarak lebih dari 1 meter dari orang-orang yang artinya tidak boleh berkumpul maupun berdekatan. Namun, kasus positif tetap melonjak naik seiring dengan bertambahnya angka kematian akibat Covid-19.

    Keluarlah kebijakan PSBB yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar dimana pembatasan kegiatan meliputi dirumahkannya murid dan pekerja, lalu pembatasan kegiatan agama, pembatasan penggunaan transportasi, maupun pembatasan aktivitas ekonomi. Hingga dilaksanakanlah PPKM. Jadi, sudah hampir 1,5 tahun kita hidup berdampingan dengan Covid-19, dimana sudah dapat dirasakan beberapa perubahan.

    Perubahan-perubahan di saat Pandemi mencakup berbagai bidang. Salah satunya yang dapat dirasakan langsung adalah bidang ekonomi yaitu, e-commerce.

    E-commerce adalah perdagangan yang berbasis elektronik seperti televisi, internet, atau aplikasi yang digunakan saat kegiatan jual beli. Meskipun jual-beli di ecommerce sudah bukan hal yang baru, namun saat pendemi terlihat bahwa penjualan barang meningkat pesat.

    Menurut databoks.kata data, pada tahun 2020 peningkatan transaksi e-commerce sebesar 29,6% dari Rp 205,5 trilliun pada 2019 menjadi Rp 266,3 trilliun pada tahun 2020. Bahkan Indonesia menduduki peringkat pertama Negara dengan penggunaan e-commerce di Dunia hasil survei We Are Social pada 21 April 2021, sebesar 88,1%.  Alhasil, tren bisnis online di Indonesia semakin berkembang walau sedang pandemi.

    Meningkatnya transaksi e-commerce saat pandemi tidak terlepas dari konsumen. Menurut Wulandari, S., Habra, M. D., & Ningsih, A. M. (2021, June), Perilaku konsumtif memiliki pengaruh yang tinggi terhadap penggunaan e-commerce. Saat keadaan yang memaksa masyarakat untuk tetap di rumah, tentu akan ada perubahan dalam membeli kebutuhan. Alhasil, Selama pandemi, masyarakat cenderung lebih menyukai berbelanja di e-commerce untuk membeli kebutuhan pokok, maupun kebutuhuan lainnya. Bahkan, dapat dikatakan saat berbelanja di e-commerce masyarakat lebih konsumtif. Disisi lain sebab peningkatan pembelian barang di e-commerce ada berbegai faktor, di antaranya sebagai berikut:

    Rasa Cemas Akan Terpapar Virus

    Dilihat dari databoks.katadata, sebagian besar konsumen memilih berbelanja secara daring adalah karena tidak perlu pergi keluar dengan  persentase 78,3%, sedangkan posisi ketiga yaitu, untuk menghindari corona, dengan persentase 72,3% hasil survei yang dilakukan JakPat pada 2 Februari 2021. Hal ini dapat berkaitan karena tidak sedikit orang yang enggan keluar rumah, untuk membeli makanan, minuman, maupun kebutuhan lainnya karena merasa khawatir atau cemas akan terpapar Covid-19 di tempat perbelanjaan. Alhasil, mereka lebih memilih untuk berbelanja di e-commerce dimana barang yang dipesan dapat diantarkan langsung ke rumah, tanpa kita yang harus keluar.

    Gratis Ongkir

    Saat kondisi Pandemi ini, tidak jarang penjual e-commerce memberlakukan gratis ongkir untuk pembeli, akibatnya banyak orang yang tertarik untuk membeli produk tersebut karena tidak memerlukan biaya lebih untuk membelinya.

    Harga Lebih Murah Dan Promo

    Selain gratis ongkir, ternyata harga yang murah dan adanya promo menjadi alasan penjualan produk e-commerce meningkat. Dari databoks.kata data, hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII)  mengenai alasan konsumen belanja kebutuhan secara online pada November 2020, yang menempati peringkat teratas adalah alasan karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan pergi ke tokonya langsung dengan persentase 15,2%. Lalu, di saat pandemi seringkali toko-toko online mengadakan promo besar-besaran, yang tentunya ini menjadi salah satu strategi marketing, agar konsumen memilih berbelanja di tokonya. Dan konsumen pun tertarik dengan promo yang ditawarkan, sehingga mereka suka tidak sadar bahwa produk yang sedang mendapatkan promo seringkali tidak mereka butuhkan, namun karena tergiur akan harganya, mereka membeli saja dengan anggapan mumpung sedang promo.

    Rasa Bosan

    Tentunya stay at home sangat dianjurkan di saat situasi pandemi saat ini, hal ini berdampak pada keseharian kita yang biasanya melakukan berbagai aktivitas di luar, namun menjadi lebih sedikit pergerakan yang dapat dilakukan. Alhasil, seringkali kita merasa jenuh saat di rumah. Dan karena rasa jenuh dan bosan karena tidak dapat melakukan aktivitas di luar, yang sering di lakukan di rumah adalah mengecek handphone kita, di sinilah muncul ketertarikan saat kita membuka e-commerce di internet maupun marketplace.

    Dengan melihat produk-produk yang dijual, kita akan mudah tertarik dan memiliki rasa ingin membeli produk tersebut, dan saat barang yang kita pesan dating ada kesenangan tersendiri saat membuka produknya, walaupun produk yang kita beli belum tentu dibutuhkan saat itu juga. Karena dengan memesan produk-produk di e-commerce saat pandemi, terkadang dapat mengalihkan rasa bosan kita. Namun jika terlalu terbiasa memesan hal yang tidak dibutuhkan dan hanya berdasarkan keinginan sementara, tantu akan menimbulkan kebiasaan konsumtif yang tidak baik untuk diri sendiri.

    Hanya Ikut-Ikutan

    Media sosial sudah bukan hal yang asing untuk dibicarakan. Dampaknya yang sangat terasa tentu membuat pengaruh buruk dan baik bagi kehidupan kita. Saat pandemi ini tentu penggunaan media sosial menjadi lebih sering, karena belajar, bekerja membutuhkan media sosial, begitupun dengan ekonomi.

    Media sosial menjadi salah satu strategi pemasaran produk yang sangat di minati di kala pandemi. Maka tak jarang saat kita menggunakan sosial media terlihat macam-macam produk yang dijual.

    Lalu, banyak konten orang lain maupun teman yang mereview produk yang mereka kenakan, dan memang sedang menjadi tren. Hal itu membuat sebagian orang terpengaruh untuk membeli produk tersebut juga, bias karena memang mereka membutuhkannya, namun paling sering karena mereka ingin mengikuti trend yang sedang berlangsung. Tentunya beberapa faktor ini dapat membuat orang menjadi bersikap konsumtif jika berlebihan dalam membeli produk yang tidak dibutuhkan.

    Sebagai masyarakat, kita memiliki hak untuk menentukan pilihan. Seperti pada pembahasan artikel kali ini, kalian ingin menjadi seorang penjual e-commerce yang sedang meningkat? Atau lebih memilih menjadi konsumen yang mengarah pada kegiatan konsumtif? Tentunya kita dapat memanfaatkan peluang trennya bisnis online ini dengan memulai usaha kecil sebagai pemula. Berikut beberapa tips untuk kalian yang ingin memulai usaha e-commerce yang sedang in saat ini:

    Menentukan Produk Apa Yang Akan Dijual

    Untuk menentukan produk apa yang akan dijual, kalian dapat melihat diri kalian dahulu, apa bakat yang kita punya? Apa bakat itu bisa dijadikan produk? Atau kita bisa melihat keadaan lingkungan kita, apa yang sedang trend? Apa yang sedang menjadi masalah? 

    Dengan begitu kita bisa list apa saja yang kita pikirkan. Contohnya di situasi pandemi ini tentu masker menjadi kebutuhan utama oleh semua orang, dan kita memiliki bakat menjahit, maka kalian bisa mencoba menghasilkan masker yang unik dan bagus untuk dijual.

    Menentukan Bahan dan Apa Saja Yang Dibutuhkan

    Kita lihat apa yang menjadi bahan untuk membuat produk kita, lalu peralatan dan perlengkapan apa saja yang menunjang produksi. Contohnya saat kita ingin membuat masker, kita memilih bahan satin untuk dijadikan lapisan luar karena warnanya yang unik, dan peralatan yang menunjang adalah mesin jahit. Kemudian bahan yang diperlukan lainnya adalah packaging kardus, agar produk sampai dengan aman ke tujuan.

    Melakukan Analisis Dan Menentukan Target Pasar Dan Harga Jual

    Kita harus analisis produk yang akan kita jual, seperti apa kelebihan dan kekurangan produk yang akan kita jual, apakah harganya sesuai dengan produk lain yang di pasaran. Kemudian kita harus menentukan target yang kita jadikan sasaran untuk membeli produk kita. Dengan melakukan analisis, kita dapat mempertimbangkan harga yang cocok untuk target sasaran kita. Jangan sampai harga jual yang tinggi tidak dapat dijangkau oleh target kita.

    Konsisten Dan Rutin Promosi

    Hal ini adalah hal yang penting dalam memulai bisnis apapun. Jika kita konsisten dan terus berusaha dalam menjual produk, maka lambat laun akan berkembang. Lalu, promosi yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan. Kita harus rutin dalam mempromosikan produk yang kita jual diberbagai media sosial kemudian kita juga bisa memberikan diskon saat awal membuka usaha.

    Diharapkan dengan situasi pandemi ini, kita dapat memanfaatkan peluang usaha, tidak sekedar menjadi seorang konsumen saja. Dan dengan semakin meningkatnya e-commerce saat ini, perekonomian Indonesia dapat terbantu dan UMKM semakin maju.

    ***

    Sumber gambar: https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/02/14/68cc3767-cbc0-4630-9de4-f97cffa582d1_169.jpeg?w=360&q=90

    Bionarasi

    Anita Tri Vidiahastuti 3

    Anita Tri Vidiahastuti, Mahasiswi jurusan Akuntansi UPN Veteran Jakarta.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita