27.4 C
Singkawang
More
    BerandaFeaturesPrasasti Yupa: Borneo Great Again

    Prasasti Yupa: Borneo Great Again

    | Penulis: R. Masri Sareb Putra

    Untung ada prasasti Yupa. Jika tidak. Selamanya kita tak pernah mafum. Bahwa Borneo pernah berjaya sejak pengujung abad ke-4 Masehi, atau pertengahan alaf pertama.

    Yupa secara harfiah berati: tiang batu. Sesungguhnya, prasasti Yupa bukan cuma satu. Total jumlahnya ada 7 buah.  

    Seluruh tujuh prasasti Yupa ditemukan di Kecamatan Muara Kaman. Tidak ditemukan pada waktu bersamaan. Lebih dahulu ditemukan 4 buah prasasti pada tahun 1879. Sedangkan 3 lainnya ditemukan pada tahun 1940-an.

    Ditulis dalam aksara pallawa. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah Sansekerta. Dari telaah paleografis yang dilakukan oleh Kern (1917), diketahui. Bahwa aksara yang digunakan untuk menulis prasasti Yupa ini mempunyai kesamaan dengan tipologis aksara Wenggi di Kalingga dan aksara Cera di Merkara. Keduanya adalah wilayah yang terletak di India Selatan.

    Nah, dari sinilah penetapan tarikh relatifnya prasasti Yupa itu. Yang ditengarai pada abad IV Masehi.

    Untung ada prasasti Yupa. Prasasti Yupa I bertuliskan demikian:

    srimatah sri-narendrasya; kundungasya

    mahatmanah; putro svavarmmo vikhyatah;

    vansakartta yathansuman; tasya putra

    mahatmanah; trayas traya ivagnayah; tesan

    trayanam pravarah; tapo-bala-damanvitah;

    sri mulavarmma rajendro; yastva

    bahusuvarnnakam; tasya yajnasya yupo

    ‘yam; dvijendrais samprakalpitah.

    Terjemahan:

    Sang Maharaja Kundungga, yang amat

    mulia, mempunyai putra yang mashur,

    Sang Aswawarman namanya, yang

    seperti Angsuman (dewa Matahari)

    menumbuhkan keluarga yang sangat

    mulia. Sang Aswawarmman mempunyai

    putra tiga, seperti api (yang suci). Yang

    terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang

    Mulawarmman, raja yang berperadaban

    baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarmman

    telah mengadakan kenduri (selamatan yang

    dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk

    peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu

    batu ini didirikan oleh para brahmana.

    Seakan menggenapi kata-kata Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), pakar sejarah. “Historia: vero testis temporum” sejarah adalah saksi zaman.

    Batu Yupa saksi sejarah. Bukti bahwa Borneo luar biasa.

    Dari Yupa diketahui bahwa Borneo memang pusat peradaban tertua Nusantara. Maka tak keliru. Jika pusat peradaban terpulang ke titik nadirnya kembali.

    Borneo Great Again, ataukah The Great Borneo.Dibolak balik, sama saja.Berjaya bukan hanya di laut. Melainkan menguasai semuanya: udara, tanah, air, dan segenap isi perut pulau terbesar ketiga dunia itu.

    ***
    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 06 at 10.27.34

    R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.

    Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.

    Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita