| Penulis: Liu Ban Fo
Dari malam yang menyelimutiku,
Segelap terowongan dari kutub ke kutub,
Aku berterima kasih kepada Tuhan manapun,
Atas jiwaku yang tak terkalahkan.
Pada kondisi jatuh dalam cengkeraman,
Aku belum meringis maupun menangis kencang,
Ketika berada di bawah hantaman-hantaman gada,
Kepalaku berdarah, tetapi tidak tertunduk.
Dibalik tempat kemurkaan dan kesedihan ini,
Samar-samar yang tampak hanyalah bayangan kengerian,
Dan masih juga bertahun-tahun bahaya,
Menjumpa, dan akan menjumpa, ku tak takut.
Tak penting sebagaimana ketat gerbangnya,
Sebagaimana dibebani oleh hukuman gulungan suratnya,
Aku adalah tuan dari takdirku,
Aku adalah kapten dari jiwaku.