Lampung, detikbirneo.com – Nasib tragis dialami sembilan pekerja asal Sambas Kalimantan Barat yang mencari hidup dinegri orang apa daya janji dikampung berbeda dengan kenyataan, akhirnya harus keluar dan terdampar di tulang bawang Lampung nyaris kehabisan bekal.
Parino salah satu korban pemuda asal Asuansakng Desa Sungai Bening Sajingan besar menyampaikan info kronologis pada media ini
“Pada tanggal 16 Mei 2024 kami berangkat dari Sambas dengan titik kumpul pasar Sekura saya (Parino), Fahrizal, Sandra, Jeri Irawan, Isa, Yohanes Alisius, berangkat dari sekura kurang lebih pukul 22.30 menggunakan travel menuju bandara Supadio Pontianak dan besoknya siang diberangkatkan dari bandara Supadio Pukul 11.00 WIB, kami diterbangkan dengan pesawat menuju bandara Soekarno-Hatta lalu transit menuju bandara Raden Intan Lampung pukul 13.55 Wib.Tiba di bandara Raden Intan kami menuju pelabuhan dengan menggunakan travel dan tiba di pelabuhan sungai atau steher motor pompong/ motor air pukul 06.00 Wib”.
“Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor air menuju camp Tempat bekerja di areal kerja PT. Pratama Nusantara
Sakti daerah Ogan Komiring Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Uraian Permasalahannya Kami di janjikan kontrak kerja tebang tebu di PT.PRN pertonase nya 150.000/ ton muat manual dan setelah kami kerjakan selama satu bulan lebih ternyata
dalam hamprahan harga berubah menjadi 120.000/ Ton, pihak pemberi kerja menyampaikan salah input tetapi kami sangat kecewa dan kami minta putus kerja dan minta dipulangkan ke
tempat asal pekerja masing-masing. Sub kontraktornya Misno asal Desa Sungai Baru Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas dan kami akan dikeluarkan dan diberikan surat pernyataan pengunduran diri dari pihak Perusahaan dan diantar sampai Rawa Jitu Lampung dan tidak diberikan ongkos pulang sampai ke Sambas.
Saat ini kondisi perbekalan makanan sehari-hari kami sudah habis dan kami menumpang makan dengan kawan rombongan lain. Kami tidak ada memegang uang untuk keperluan belanja dan biaya ongkos untuk pulang ke Sambas. Sehingga saat ini terdampar di tulang bawang Lampung.
Kami meminta bantuan kepada Bupati dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat untuk memediasi penyelesaian persoalan yang kami hadapi agar hak-hak kami sebagai pekerja dapat kiranya diperjuangkan untuk di berikan kepada kami sebagai berikut :
- Kami meminta Biaya Ongkos Makan dan Minum dari mulai kami
diberhentikan kerja sampai kami di pulangkan ke Sambas - Kami meminta bantuan untuk di pulangkan ke alamat kami di Sambas.
- Sebagai latar belakang, kami ingin menyampaikan bahwa beberapa tenaga kerja dari
Kabupaten Sambas yang bekerja di AREAL KERJA PT.Pratama Nusantara Sakti OKI SUMATERA SELATAN telah menghadapi berbagai permasalahan, ketidakjelasan status pekerjaan, hingga kekurangan dana untuk biaya kepulangan.
Kondisi ini telah mengakibatkan
mereka berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serta bantuan pemerintah, ucap Parino.
Lawadi Nusah Sekum DAD DKI Jakarta meminta bantuan Kantor Penghubung Kalbar di Jakarta agar bisa membantu difasilitasi untuk pulang kampung ke Sambas, lewat dinas sosial Provinsi Lampung rombongan dipulangkan pada tanggal 5 Juli dan tiba di Jakarta tanggal 6 Juli 2024 jam 03.00 WIB.
Saat ini warga Sambas yang terdampar sementara ditampung di Asrama Pelajar & Mahasiswa Provinsi Kalimantan Barat Jalan Matraman Jakarta Pusat terima kasih kepada pengurus DAD DKI Jakarta Saudara Fetrus dan Herkulanus sudah mendampingi membantu bersama Rendi dan Jefri pengurus Forum Pemuda Kalimantan Barat di Jakarta.
Hari ini rencana akan menuju Semarang naik DAMRI untuk naik Kapal Laut ke Pontianak yang difasilitasi Dinas sosial kepada semua yang terlibat diucapkan terima kasih. (Bajare007)