Jakarta, detikborneo.com – Agustinus Luki tiba-tiba menjadi ngetren dimedia sosial. Ia disejajarkan dengan Pangalangok Jilah (Panglima Jilah) oleh orang-orang yang tidak paham terutama orang di luar TBBR. Agustinus Luki asal Pajintant, menguasai peraga adat. Ia pernah mondok beberapa bulan di Patih Patinggi tempat keramat TBBR di Lonyengan-Mempawah, Kalimantan Barat.
Baca Juga : Panglima Jilah Marah Tak Terima Rocy Gerung Singgung Presiden Jokowi dan IKN
Tidak usah dijelaskan kenapa harus “mondok ” disana dan sebesar apa peranan PJ untuk dirinya.
Berawal dari pernyataan sikap PJ beberapa waktu yang lalu tentang dukungannya kepada pemerintahan Joko Widodo dan atas dukungannya terhadap pembangunan IKN. Bagai petir di siang bolong menghentak banyak orang. Pernyataan sikap itu menimbulkan pro-kontra bahkan pelecehan terhadap PJ dan TBBR.
Tidak hanya di kalangan suku bangsa Dayak yang menolak pembangunan IKN melainkan dan lebih lagi kelompok anti pemerintah. Bahkan ada orang “bule” juga. Yang menarik adalah pernyataan dari Agustinus Luki yang bergelar Panglima Pajaji. Ia di sanjung setinggi langit karena mampu menentang dan berseberangan dengan PJ.
Baca Juga : Panglima Jilah Hadiri Gawai FDKJ 2023
Media sosial dan dibeberapa group Watshapp yang penulis ikuti terbawa opini bahwa terjadi pertarungan sengit PJ dengan Panglima Pajaji. Padahal PJ sama sekali tidak merespon sedikitpun. PJ tidak sedang menabuh perang.
PJ diam seribu bahasa. Apa PJ takut ? Apa kalah kekuatan? Kalah massa? tidak. PJ tahu siapa itu Agustinus Luki. PJ paham benar luar dalam, ia tidak mau menghabiskan energi untuk yang sia-sia. PJ mengutamakan kebersamaan, keutuhan dan sinergi sesama suku bangsa Dayak dalam menghadapi tantangan yang lebih besar.
Ibarat peribahasa “Anjing menggonggong kafilah berlari”. Termasuk kepada para pembuli. Namun Agustinus Luki semakin menjadi-jadi sekalipun tidak direspon PJ. Demikian juga para penyanjung Agustinus Luki di media sosial. Perhatikan tiktok, juga youtube terus menggiring opini. Inilah saatnya untuk mengemis like dan sucriber kepada penonton.
Panglima Pajaji seperti sudah diatas angin. PJ pun seperti orang yang kalah berperang. Namun orang tidak paham siapa PJ yang sebenarnya dan Apa itu ormas TBBR. Sekali waktu akan terlihat mana yang sebenarnya Panglima. Tidak perlu waktu yang lama terutama hari ini Rabu tanggal 23 Agustus 2023 Agustinus Luki yang digelari Panglima Pajaji (panglima pembuat-pencipta) meminta Maaf kepada PJ. Pertempuran di hentikan.
Tukang kipas gigit jari. Skenario tidak seperti yang diharapkan. Mereka pikir Dayak itu masih bisa diadu domba, masih memungkinkan untuk saling mengayau lagi (saling memotong kepala). Mereka diluar sana masih saja berpikir bahwa suku bangsa Dayak masih primitif. Tidak tahu membaca tanda-tanda zaman. Mereka lupa kerukunan akan membawa berkat dari Tuhan. Menggoreng dalam penggorengan yang bolong itu sia-sia. Ibarat slogan” PJ dan TBBR masih terdepan” (Paran/Rd)