25.8 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaTentang Kematian yang Dinukilkan

    Tentang Kematian yang Dinukilkan

    Tidak ada yang menitikkan air mata di hadapan jenazah saya. Jangan bersedih. Sebab aku kembali kepada Bapa, Dia asal segala yang ada.

    Nantinya, upacara mengenangkan saya begini. Hendaknya pastor memimpin Misa Requiem……

    Tak mampu saya meneruskan kata-kata ini (lagi). Silakan Pembaca sendiri meneruskannya dalam buku ini. Sebab satu Bab Khusus, menukilkan mengenai Hari Terakhir sosok yang saya –tiga kali– tulis biografinya, secara periodik ini.

    Bagai disambar petir siang bolong. Saya menerima berita duka, dari seorang karib. Seusai lunch di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin (15/04-2022). Ia wafat persis pada hari raya peringatan wafat Yesus Kristus.

    Pak AB –sapaan kami pada sosok ugahari yang baik hati ini– telah tiada. Selamat jalan, sahabat, Prof…

    Sedianya, besok hari Minggu petang jelang senja. Saya ikuti upacara penghormatan terakhir baginya. Sebuah upacara khas Katolik, Misa Requiem di rumahnya yang asri, bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Di mana saya kerap makan sehidangan dengannya. Dan berkisah tentang banyak hal: lentera, kaca pembesar, kopi, renang, dan tentu saja buku.

    ***

    Tiga buku Biografi Susanto yang saya tulis.

    1) The Corporate Doctor (1999) bersama dua sahabat, YB Sudarmanto dan Ariobimo Nusantara.

    2) Dulce et Utile (2009), solo.

    3) Lumen Cordis  (2019), solo.

    Prof. AB Susanto suka bahasa Latin. Saya baginya orang tepat. Judul buku kedua, kami pilihkan bersama, setelah saya presentasi. Harfiah, makna, dan filosofinya.

    Dulce et utile – indah dan berguna.

    Lumen cordis – cahaya jiwa.

    Yang saya terasa bergetar. Ketika menulis buku ke-3. Satu chapter khusus menukilkan, bagaimana nanti jika dia mengakhiri “pertandingan” hidup di dunia ini. Lengkap di bab itu tata caranya.

    Namun, hal yang saya tetap ingat. Katanya, “Jangan ada yang menitikkan air mata!”

    Katanya, hidup kita harus bisa melepaskan dari keterikatan. Yang menurutnya, “Attachment”. Jika kita mengirim email, manakala ada data yang diserta pada surat elektronik, maka itulah dia.

    Sedianya, Susanto rutin menerbitkan biografi setiap sepuluh tahun sekali. Enaknya, beliau tidak pernah “rewel” terhadap apa yang saya tuliskan. Lancar saja. Jika toh pun ada, maka dimintanya dengan halus.

    Selain biografi. Saya menjadi editor bagi banyak bukunya. Dan ghost writer  beberapa bukunya secara profesional.

    Mestinya, biografi yang ke-4, terbit tahun: 2029.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita