Landak, detikborneo.com – Bupati Landak, Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa meminta para kepala sekolah di kabupaten itu untuk mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara benar, agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan maksimal.
“Dana BOS ini merupakan bantuan dari program yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk membantu sekolah-sekolah di Indonesia agar dapat melaksanakan kegiatan belajar yang lebih baik bagi siswa dalam bentuk hibah,” kata Karolin.
Meski dalam bentuk hibah, kata dia, bukan berarti sekolah tidak diawasi, karena justru ini memiliki tanggung jawab yang besar. Apalagi saat ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah diberikan akses untuk mengaudit bantuan ini.
“Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, alangkah baiknya laporannya dibenahi, pengelolaannya mengikuti aturan yang diperbolehkan, karena tak sedikit sekolah di Indonesia ini yang sudah ditemukan menyalahi aturan,” tuturnya.
Untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Landak, Bupati Karolin kembali memberikan pembinaan bagi kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tiga kecamatan sekaligus yakni Kecamatan Menjalin, Kecamatan Mempawah Hulu, dan Kecamatan Sompak.
Karolin juga meminta para guru untuk aktif mengembangkan diri guna mengikuti perkembangan zaman yang selalu berkaitan dengan teknologi.
“Dulu waktu awal kita dilanda pandemi COVID-19, kita semua termasuk saya juga bingung bagaimana mau menggelar rapat dengan kepala dinas tapi tidak satu tempat. Namun sekarang ini kita semua sudah terbiasa rapat online,” katanya.
Ia juga mengajak para kepala sekolah untuk aktif membenahi Data Pokok Pendidikan atau Dapodik sesuai realitas di lapangan. Hal ini dilakukan, mengingat saat ini anggaran untuk pendidikan tidak mencukupi.
“Nah, yang paling penting juga dibenahi adalah Dapodik. Jangan sampai datanya masih yang lama bahkan kosong sama sekali, karena dengan Dapodik inilah kita bisa memperbaiki sekolah kita,” tuturnya.
Apabila sekolah tidak berpartisipasi aktif, kata dia, sekolah akan rugi karena data milik mereka tidak akan sampai ke Kemendikbudristek. Sekolah tersebut otomatis tidak akan tersentuh program-program Kemendikbudristek.(Rd)