Jakarta, detikborneo.com – Haji Isam kembali menjadi menarik perhatian publik, bukan tanpa sebab. Pemilik nama lengkap Andi Syamsuddin Arsyad atau yang dikenal Haji Isam ini kembali menarik perhatian publik setelah perusahaannya, Jhonlin Group, memborong 2000 ekskavator dari China.
Pengusaha tambang yang akrab dipanggil dengan sebutan Haji Isam tersebut, menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama perusahaan Sany Group di Shanghai, China, pada Rabu (26/6/2024)
Jumlah pemesanan tersebut menjadi rekor terbesar di dunia untuk sebuah pemesanan ekskavator. Ribuan ekskavator itu akan digunakan untuk mendukung proyek pertanian di Indonesia. Pasalnya, Jhonlin Group akan terus mengembangkan proyek pertanian yang dikembangkan pemerintah Indonesia.
Siapa dan Bagaiman Haji Isam dulu?
Bagaimana sebenarnya Haji Isam meniti karir sebagai pengusaha? Dilaporkan Antara, Meski telah dikenal sebagai crazy rich asal Batulicin, Kalimantan Selatan, Haji Isam muda memulai bisnis dari bawah. Dia bahkan sempat menjadi tukang ojek dan operator alat berat.
Haji Isam bertemu Johan Maulana, pengusaha Tionghoa Surabaya yang memberinya kesempatan belajar cara mengelola tambang. Sejak 2001, Haji Isam bekerja di perusahaan milik Johan dan menghabiskan waktu dua tahun yang mebuatnya memiliki bekal pengalaman yang kelak bakal mengubah perjalanan hidupnya.
“Tahun 2003, Pak Johan meminjami saya modal untuk menyewa alat berat tambang,” kata Haji Isam.
Berkat kesempatan berharga itu, Haji Isam mulai terjun ke bisnis tambang sebagai dirinya sendiri dengan menjadi kontraktor pelaksana PT Arutmin Indonesia yang merupakan anak usaha PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie.
Selanjutnya pada 2004, Haji Isam memulai bisnis dengan bendera kecil CV Jonlin Baratama, sebagai kontraktor. Setahun kemudian seiring pertumbuhan perusahaan, berdirilah PT Jhonlin Baratama.
Haji Isam mendapat pinjaman modal untuk menyewa alat berat tambang pada 2003.
Seiring perjalanan waktu, bisnis Haji Isam ternyata terus berkembang. Dia memiliki bisnis transportasi pesawat terbang di bawah PT Jhonlin Air Transport. Sementara di bidang perkapalan, berdiri PT Jhonlin Marine yang mengelola lebih dari 70 kapal tongkang pengangkut batubara.
Sembilan belas tahun kemudian, perusahaan rintisan awal itu telah menjelma menjadi raksasa bernama Jhonlin Group yang sanggup menambang 400 ribu ton batubara setiap bulan dengan omset lebih dari Rp 400 miliar per bulan.
Bisnis Haji Isam telah melebar ke bidang agribisnis, biodiesel, energi, hingga ‘wood pallet’. PT JAR atau Jhonlin Agro Raya, bahkan sejak Agustus 2022 telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai PT Jhonlin Agri Raya Tbk dengan kode emiten JARR.
Paling mutakhir, perusahaannya PT Prima Alam Gemilang meresmikan pabrik pengolahan tebu terbesar di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara dengan produk GulaTa. Pabrik diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dengan nilai capital yang disebut-sebut triliunan rupiah.