Menyambut Tahun Ajaran baru Semester Genap 2023/2024, Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel kembali mengadakan kuliah umum yang diselenggarakan pada Selasa, 6 Februari 2024 di Kampus STT Rahmat Emmanuel, Jalan Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4 G-K, Kelapa Gading, Jakarta utara secara hybrid.
Bertemakan “Etika dan hukum menurut perspektif kepemimpinan Kristen” ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa untuk menghadirinya, terlebih menyambut pesta demokrasi yang akan berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang. Sorotan utamanya memang bukan pada area itu, namun tentu momentum yang diambil sangat tepat, karena berbicara tentang etika dan hukum. STT Rahmat Emmanuel, memang selangkah lebih maju!
Belum lagi pemateri kuliah umum kali ini pun bukan orang sembarang. Prof. Dr. Suhandi Cahaya, S.H., M.H., M.B.A. ini, disamping sebagai dosen di berbagai universitas, termasuk di Philipina, beliau juga mengajar di STT Rahmat Emmanuel. Selain itu, beliau juga seorang Advokat, Kurator, Mediator, Konsultan HKI, Pengurus Dewan Kehormatan AAI, Ketua Umum Persekutuan Injili Advokat dan berbagai jabatan penting disandangnya. Menjadi ahli Hukum Pidana, ahli Hukum Perdata (Kepailitan – UUPT – Hukum Kontrak), ahli Hukum Tata Usaha Negara dan ahli Hukum Mahkamah Konstitusi tidak menjadikan beliau “pongah” namun justru membuat beliau semakin tertarik dan terus menggeluti dunia hukum di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan tidak kurang dari 76 buku dan artikel yang telah ditulis beliau sebagai bahan ajar sekaligus penyebaran ilmu untuk kajian ilmiah bagi generasi penerus.
Kuliah umum ini dimulai dengan ibadah terlebih dahulu yang dipimpin Ibu Erry Ariani, M.Th., mahasiswi doktoral yang kemudian dilanjutkan doa pembukaan oleh Bapak Dr. Daulat Tambunan, M.Th. selaku Kepala Program Studi Magister Pendidikan Agama Kristen STT Rahmat Emmanuel. Tidak ketinggalan, Bapak Aleksky BMB, S.H., M.H., mahasiswa program Magister PAK selaku moderator yang dipersiapkan untuk membuat jalannya kuliah umum ini semakin menarik.
Bapak Dr. Yogi Dewanto, M.B.A., M.Th., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel membuka materi ini sebagai pengantar dengan menyampaikan bahwa etika adalah satu aturan dalam masyarakat yang disebut norma, sementara hukum yang mengatur namun ada konsekuensinya ketika kita melanggar. Menurut beliau, materi kuliah umum ini sangat update dengan kondisi kita saat ini. Beliau berharap, seluruh civitas akademika menggali ilmu dan pengalaman yang dimiliki pemateri untuk bekal di masa yang akan datang sambil menutup pengantarnya dengan ucapan “selamat menikmati ilmu”.
Kuliah umum kali ini pun dihadiri oleh Prof. Wesley P. Simanjuntak, Ph. D., seorang dosen di berbagai kampus termasuk di STT Rahmat Emmanuel. Seseorang yang memang concern dalam dunia pendidikan. Beliau menyampaikan bahwa kehadirannya dalam kegiatan ini karena tertarik dengan situasi lingkungan yang terjadi saat ini di Indonesia. Menurut beliau, materi ini sungguh menarik. Etika pendidikan, etika hukum, etika kedokteran dan lainnya akan selalu ada. Beliau pun menghimbau sebagaimana mahasiswa dan dosen agar peka terhadap lingkungan, apalagi ada kaitannya dengan kegiatan yang masing-masing jalani. “Bila ada masalah di masyarakat, mari kita coba cari tahu tentang keadaan yang ada” ujarnya.
Sebagai penutup beliau katakan, “Saya sebagai civitas ingin belajar, mencari tahu, belajar, belajar dan belajar. Karena belajar itu sampai seumur hidup. Sampai kita menutup mata. Kiranya kegiatan ini boleh terus ada untuk membangkitkan semangat belajar kita sebagai bekal berproses dalam kehidupan.”
Mengawali materinya, Bapak Suhandi Cahaya menyampaikan betapa bahayanya plagiarisme dalam kampus. Kedagingan yang membawa oknum mahasiswa menjiplak karya orang lain dan menjadikannya seolah-olah karyanya sendiri. Hal ini sungguh tidak dibenarkan. Belum lagi adanya praktek jual-beli ijazah. Ada beberapa kasus ditemukan masih adanya oknum yang membeli gelar. Baik tingkat sarjana hingga doktoral, hal ini seperti ini masih ditemukan di lapangan. Pemateri menyampaikan “Nobody is perfect and we never old to learn, longlife educations and longlife learning.” Itulah wisdom untuk setiap mahasiswa yang berniat maju dengan kemauan belajar secara susah payah. Bila tidak, maka akan mengambil jalan pintas dengan cara membayar atau membeli gelar honoris causa. Contohnya professor honoris causa atau doctor honoris causa. Membaca itu penting. Belajar itu sangat penting. “If you have taken your decision to stop reading today, the next day you are already left.”
Masih adakah etika dan hukum menurut perspektif kepemimpinan Kristen?
Bagaimana solusi untuk mencapainya?
ETIKA dan HUKUM bisa seiring dan sejalan meskipun tujuannya sudah pasti berbeda. Bahwa kita mengenal etika atau ethic (bahasa Yunani) yang berarti prinsip moral atau cara berperilaku, bermoral, beradab dan bersusila. Apabila anda ingin menaikkan gengsi sebagai akademisi, yang harus dan wajib dilakukan adalah belajar, belajar, dan belajar. There is no other choice except study, study, and study. Sedangkan hukum adalah sistem atau peraturan yang diterapkan pemerintah atau undang-udang atau ordonansi, dan lain sebagainya untuk mengatasi tingkah laku manusia dalam kemasyarakatan. Hukum adalah adat atau kekuasaan yang ditetapkan penguasa nasional atau tokoh sebagaimana acuan atau pedoman dan hukum juga sebagai putusan pengadilan. Law is an activity comparing legal system with other legal system. Comparing legal institutions of the justice system to do the other law.
Lalu, apa itu kepemimpinan Kristen?
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpin sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan ini termasuk mengelola dan memotivasi orang lain agar dapat bersama-sama mencapai hal yang demikian. Pada beberapa pendapat, kepemimpinan ini juga digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan cara atau gaya kepemimpinan seseorang. Namun menurut Kevin Cruse yang dikutip dari Majalah FORBES, kepemimpinan bukan hanya sekedar memimpin yang memiliki pengikut, melainkan berbentuk pergaulan sosial yang dapat melaksanakan upaya orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut pemateri, pemimpin yang baik adalah orang yang berhasil mengelola anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu dan mampu melakukannya hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sampai berbagai keadaan.
Bapak. Dr. Ir. Johanes MJB, M.B.A., M.Th., M.Pd., selaku Pembina Yayasan Abraham Conrad Supit Center sekaligus Ketua 1 mengawali sesi tanya – jawab yang kemudian disusul penanya lainnya dari setiap mahasiswa. Kuliah umum ini berjalan sangat santai dan menyenangkan. Materi terus disampaikan dan diskusi menarik terjadi.
Berbagai pembahasan terus keluar bahkan dari sesi tanya-jawab pun melebar kepada pembahasan tentang kondisi di Indonesia dengan berbagai kasus yang ada.
Menutup perkuliahan, Pemateri menyampaikan pesan bahwa kiranya kuliah umum ini dapat bermanfaat dan mencetak pemimpin-pemimpin baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan dan manajemen STT Rahmat Emmanuel. Lebih banyak talk show agar menstimulasi mahasiswa untuk berani berinteraksi. Sampai bertemu dalam perkuliahan umum lainnya.
| Penulis: Hertanto, M.I.Kom., M.Pd.