24.9 C
Singkawang
More
    BerandaSastraResensi | Mengkhianati Keputusan Demi Kepentingan Masyarakat

    Resensi | Mengkhianati Keputusan Demi Kepentingan Masyarakat

    Judul Buku: Mengkhianati Keputusan Sendiri, Memoar Politik YTP: Refleksi Perikehidupan Politik Indonesia

    Penulis: Dr. Yansen T.P., M.Si.

    Cetakan: pertama, 2022

    Penerbit: Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara

    Tebal :448 halaman

    Ukuran: 15 cm x 23 cm.

    ISBN: 978-623-346-374-4       

    Buku yang berjudul ”Mengkhianati Keputusan Sendiri” merupakan judul yang unik dan memicu rasa penasaran. Apa yang membuat penulis tidak bisa menempati janjinya? Sehingga ia berkhianat dengan keputusannya.

    Buku ini merupakan catatan penting dalam perjalanan karir birokrasi dan politik Dr. Yansen Tipa Pandan. Penulis buku yang diterbitkan buku Kompas adalah pegiat literasi nasional. Saat ini beliau menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Utara. Buku yang membuka wawasan bagi pembacanya tentang politik. Terutama bagi kaum muda untuk memahami nuansa politik. Politik bukanlah sesuatu yang asing dari kehidupan kita. Kenyataannya bangsa ini ada karena hasil dari sebuah perjuangan politik.

    Selama menjalani karir dibidang politik, pak Yansen telah mengkhianati keputusannya sebanyak tiga kali. Penghianatan pertama, ketika ia maju sebagai calon Bupati Malinau tahun 2011. Padahal ia telah berkomitmen untuk lebih fokus dengan keluarganya. Pak Yansen menyadari ketika masih menjalankan tugas sebagai Sekda Malinau, sejak tahun 2009 ia kurang berinteraksi dengan keluarganya selama belasan tahun.

    Penghianatan kedua, saat menjadi bupati Malinau periode 2011-2016. Pak Yansen kembali lagi mencalonkan diri sebagai Bupati Malinau periode 2016 -2002, dari partai PDIP dan Partai Demokrat. Ia mendapat dukungan dari Awang Farouk, Gubernur Kaltim. Pak Yansen terpilih sebagai bupati Malinau selama dua periode dan berpasangan dengan Topan Amrullah (hal.334-335, 336.

    Penghianatan ketiga pada saat maju dalam Pilkada Kalimantan Utara tahun 2021. Padahal, Desember 2019, Yansen telah menyampaikan kepada keluarganya bahwa ia tidak lagi mencalonkan diri sebagai gubernur maupun calon wakil gubernur. Tapi ternyata, pak Yansen ingkar janji. Hal ini dikarenakan ia merasa sangat prihatin dan peduli dengan keadaan masyarakat Kaltara (hal 332 – 333). Ternyata, berkhianat bukanlah suatu kesalahan yang fatal apabila dilakukan demi kebaikan dan kepentingan orang banyak.

    Dr. Yansen juga menyadari betapa penting sebuah proses. Sehingga kita tidak semata tertuju pada hasil, tetapi yang utama kita harus jeli, penuh ketelitian dan ketekunan menjalankan proses dengan baik dan benar (hal.230).

    Ternyata, sejak kecil Yansen telah dibimbing dan dibekali dengan ilmu pengetahuan oleh orangtuanya. Sang ayah telah mendoktrin bahwa hidup harus giat belajar dan membaca, serta memahami isi bacaannya merupakan standar yang wajib.

    Lewat buku-buku bacaannya, pak Yansen menyadari bahwa perkembangan sesuatu dimulai dari hal-hal yang kecil, jika di kelola dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang besar. Pengaruh dan peran buku sangat besar bagi hidup pak Yansen. Sehingga ia membuat moto, “Kapan dan di mana pun belajar” (hal.9-11).

    Buku ini menjelaskan bahwa dalam berpolitik lebih mengedepankan cara yang positif, strategis, dinamis, serasi, dan harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai kedudukan dan kekuasaan, tidak harus dilakukan dengan menghalalkan segala cara.

    Pembelajaran dari buku ini, bahwa sesungguhnya politik tidak selalu identik dengan hal-hal yang buruk atau kotor. Politik yang sehat adalah berbuat baik bagi kepentingan umum. Kekuasaan tidak selalu diraih dengan cara yang kotor. Kekuasaan itu harus direbut oleh orang yang baik. Jika panggung politik tidak di isi oleh orang baik, maka orang jahatlah yang akan berkuasa dan menempati panggung politik. (Wildwina)

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita