24.2 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaPangalangok Jilah, memaafkan Agustinus Luki

    Pangalangok Jilah, memaafkan Agustinus Luki

    IMG 20230825 WA0374

    Jakarta, detikborneo.com – Pangalangok Jilah yang dikenal dengan panggilan populernya PJ memberi maaf kepada Agustinus Luki yang menjuluki dirinya panglima pajaji. Sebelumnya beredar di youtube sosok penentang PJ. Tidak hanya menentang melainkan menjatuhkan martabat PJ. PJ dan TBBR dibuli, dihabisi oleh media ekstrem atas videonya yang beredar luas. Mereka menyanjung Agustinus Luki. Berasumsi bahwa Agustinus Luki setara bahkan diatas PJ.

    IMG 20230825 WA0276

    Jika ada sosok yang berani menentang PJ pasti bukan sembarangan orang demikian media ekstrem berpikir. Maka lihatlah di tiktok, di Youtube menggoreng sejadi-jadinya. Bahkan anak ingusan yang dulu merendahkan DAD DKI Jakarta dan pengacara Jelani Kristo berkaitan dengan hukuman atas pesulap merah ikut nimbrung melecehkan. Dan masih banyak lagi pembulian, narasi yang mengadu domba supaya sesama suku bangsa Dayak saling “menggigit”. Apalagi Agustinus Luki berucap dengan sangarnya. Ia lupa dulunya siapa dirinya. PJ sangat berjasa atas dirinya. Kini, Ia bagai kacang lupa kulitnya.

    Di Group WhatsApp pun begitu banyak yang menghujat , membuli PJ dan TBBR. Agustinus Luki disanjung setinggi langit.
    Apakah PJ dan TBBR melakukan perlawanan dan perang dimedia sosial? Tidak.
    PJ dan TBBR tahu kapan harus diam, bersikap lembut dan keras dalam menyikapi banyak hal yang menyerang dan menjatuhkan PJ ,TBBR dan suku bangsa Dayak. Termasuk atas apa yang dilakukan Agustinus Luki. Semua ada waktunya.

    Tempo hari dimedia ini juga telah diturunkan berita bahwa Agustinus Luki meminta maaf dalam bentuk video.

    Kali ini , Agustinus Luki bukan meminta maaf lewat Video. Ia meminta maaf dengan mendatangi langsung kediaman PJ. Ia meminta maaf kepada PJ dan TBBR pada hari Jumat, 25 Agustus 2023: pada pukul 14.00 WIB.

    Agustinus Luki datang bukan untuk mengangkat genderang perang seperti tantangannya di youtube yang beredar. Bukan untuk membuktikan dirinya lebih sakti dan lebih bijaksana daripada PJ. Ia datang untuk sungguh-sungguh meminta maaf atas kesalahannya, tidak mengulangi lagi pada masa mendatang dan siap menerima hukum adat capak molot (kesalahan berucap yang menimbulkan kegaduhan)

    Apakah PJ memaafkan?

    PJ memaafkannya, bahkan PJ meminta kepada para Mangku di setiap wilayah dan PM TBBR membatalkan untuk melaporkannya ke kepolisian. Bahkan PJ mengimbau dan mengingatkan keluarga besar TBBR tidak menyikapi segala hal yang beredar dimedia sosial berkaitan dengan Agustinus Luki dan pernyataan sikap PJ tempo hari dengan melanggar hukum kepada mereka yang nyinyir.

    Namun sebagai ormas yang berkecimpung di adat budaya suku bangsa Dayak, khususnya sub suku Kanayatn hukum adat harus dijatuhkan untuk menyelesaikan perkara ini. Dengan dijatuhkannya hukum adat semua tuntas setuntas-tuntasnya. Demikianlah manusia Dayak menyelesaikan segala perkara. Sebab jika tidak dituntaskan secara hukum adat itu akan menjadi ganjalan. Bagai duri dalam daging. (Paran/Rd)

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita