25.7 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualTuhan Memberimu Telinga, Mendengarlah!

    Tuhan Memberimu Telinga, Mendengarlah!

    | Penulis: Pdt. Paran Sakiu, S.Th

    Mendengar merupakan kebutuhan setiap orang. Dengan mendengar maka seseorang dapat memberikan respon atas apa yang didengarnya.

    Misalnya seorang anak yang pendengarannya baik, maka anak itu akan menangkap setiap kata dan bunyi dengan baik pula. Sebaliknya jika pendengarannya terganggu apalagi rusak, dapat dipastikan anak tersebut tidak akan menangkap kata dan bunyi dengan baik.

    Remaja, pemuda dan orang dewasa yang pendengarannya baik akan menjadikan dirinya tenang, bersemangat dan siap mengerjakan apa pun juga. Misalnya saat ia mendengarkan musik. Mendengarkan nasehat dan motivasi.

    Apabila mereka mendengar suara yang keras, tidak beraturan dan dalam waktu yang lama dapat dipastikan menimbulkan kegelisahan. Stress dan merusak gendang telinga. Biasanya orang akan segera menghindarinya. Menjauh dari sumber suara tadi.

    Dalam Kitab Perjanjian Lama dikisahkan seorang anak yang bernama Samuel mendengar suara yang memanggil namanya. Ia mengira suara itu berasal dari imam Eli. Tiga kali namanya dipanggil. Tiga kali pula ia mendatangi imam Eli.

    Akhirnya imam Eli mengarahkan Samuel, jika namanya dipanggil lagi ia harus menjawab: ”Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar”. Benar saja, Ia kembali mendengar namanya dipanggil. Samuel pun melakukan seperti yang diarahkan kepadanya. Ia memberi diri untuk mendengar suara Tuhan (1 Samuel 3:9-10).

    Selama kita hidup dan selama pendengaran kita baik tidak salahnya kita menghindari suara-suara yang tidak baik seperti suara keras, tidak beraturan dan dalam waktu yang lama. Kita juga harus menghindari suara-suara yang meremehkan, menghina, menjatuhkan.

    Selain itu, menghindari suara-suara yang mematahkan semangat, yang mengarahkan kita kepada hal yang akan merusak masa depan, yang penuh hoax dan gosip, dan menghindari takhayul serta lawakan-lawakan murahan.

    Sebaiknya kita memberikan telinga ini untuk mendengar nasehat, saran, motivasi dari orang-orang yang hebat yang mau berbagi pengalaman dalam kehidupannya.

    Bagaimana mereka bertahan, bangkit dan kreatif menyikapi keadaan-keadaan yang sulit di dalam kehidupan ini. Mereka menjadi petarung luar biasa sehingga menjadi pemenang sungguhan.

    Terlebih lagi kita sebaiknya memberi telinga untuk mendengar Firman Tuhan supaya iman bertumbuh (Kis. 10:17).  Dengan iman yang bertumbuh maka arah hidup kita akan tetap di relnya Tuhan. Apa pun yang terjadi di sekitar kita tidak akan berpengaruh apa-apa. Orang lain mungkin saja takut, cemas dan patah semangat.

    Bagi yang suka mendengar Firman Tuhan, tetap tenang. Tidak akan menyesatkan dan disesatkan. Apakah kita sudah memberi telinga kita untuk mendengar Firman Tuhan? Ingat Tuhan sendiri yang mengingatkan: ”Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Why. 13:9). Tuhan Yesus memberkati.

    Sumber gambar: http://www.artikel-indonesia.com/wp-content/uploads/2015/12/mendengar-300×171.jpg

    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 07 at 16.48.59

    Paran Sakiu, S.Th., dilahirkan di Mentonyek pada 19 Maret 1971. Guru PAK di SMPK Rahmani, pegiat literasi.

    Gembala Sidang GKRI Epifania Penjaringan, Jakarta Utara.

    Menulis dan menerbitkan buku:

    1. Menimba dari Sumur Yakub (Tangerang, 2019)

    2. Kumpulan Cerpen: Hari Terakhir (Tangerang, 2020)

    Aktif menulis untuk www.detikborneo.com.

    Menikah dengan Okseviorita dan telah dikarunia tiga orang anak, menetap di penjaringan, Jakarta Utara.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita