28.5 C
Singkawang
More
    BerandaFeaturesPengapiek | Alat Pemeras Tuak

    Pengapiek | Alat Pemeras Tuak

    | Penulis: Maria Fransiska

    Pada zaman baheula, pengapiek hanya dimiliki oleh orang Dayak yang status sosialnya relatif tinggi, misalnya kepala adat dan lurah.

    Tuak adalah minuman tradisional suku Dayak, terbuat dari campuran beras ketan dan ragi yang dibiarkan selama waktu tertentu. Minuman ini dibuat saat ada pesta, seperti pesta perkawinan dan pesta panen padi (nosu minu). Salah satu peralatan dalam pembuatannya yaitu pengapiek.

    Pengapiek adalah alat penyaring tuak suku Dayak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Bahan baku pembuatannya yaitu menggunakan kayu cempedak atau kayu nangka.

    Apiek berbentuk batang. Ukurannya sama besar dengan kayu yang digunakan untuk membuatnya. Apiek dilengkapi dengan kayu panjang sebagai alat untuk menekan papan yang digunakan sebagai penutup lobang. Ukuran lebar dan panjang papan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan besarnya lobang. Agar saat ditekan, papan tersebut dapat menghimpit tapai sampai air tuak tersebut keluar.

    Selain kayu penekan, juga terdapat tali yang terbuat dari kulit kayu yang kuat, seperti kapuak (Artocarpus elasticus) atau memakai rotan. Apiek juga dilengkapi dengan kanoi, yaitu wadah untuk menyaring tapai. Kanoi ini seperti bakul, tapi berbentuk pipih, terbuat dari rotan.

    Cara penggunaannya: bersihkan dahulu kanoi dengan air sampai bersih, kemudian jemur sampai kering.  Lalu, masukkan tapai ke dalam kanoi. Kemudian  letakkan papan di atas kanoi untuk menekan tapai.

    Selanjutnya, ambilah kayu berbentuk bulat yang kira-kira cukup kuat dan muat jika dimasukkan pada tali yang telah diikat pada kepala apiet.

    Tekan perlahan-lahan kayu yang dipasang pada tali, hingga air tuak keluar dari lobang yang terdapat di bawah pengapiek. Jangan lupa letakkan wadah untuk menampung tuak yang keluar dari apiek tersebut.

    Apiek yang sudah selesai dipakai harus dibersihkan. Kemudian jemur di bawah terik matahari. Ini bertujuan agar kayu pengapiek tidak mudah rusak atau lapuk.

    ***

    Bionarasi

    Maria Fransisca 1

    Maria Fransiska dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 21 Desember 1995. Copyeditor di Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja di Andi Publisher (CV. Andi Offset Yogyakarta) editor e-Book. Beberapa kali ikut dalam penulisan antologi cerpen, salah satunya Antologi Cerpen “Ganar” (2021).

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita