31.8 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualCakupan Pokok Doa

    Cakupan Pokok Doa

    | Penulis: Paran Sakiu

    Rasul Paulus dalam tulisannya berkali-kali mengingatkan seluruh jemaat untuk bertekun dalam doa. Baginya doa merupakan salah satu dari sekian banyak perlengkapan senjata Allah untuk dapat mengadakan perlawanan sekaligus tetap berdiri dalam menghadapi kuasa kegelapan (Ef. 6:13).

    Kuasa kegelapan semakin hari semakin meningkat kualitas serta intensitas serangannya kepada setiap orang percaya. Mereka yang lengah. Mereka yang meremehkan. Mereka yang tidak membaca tanda-tanda zaman akan dengan mudahnya ditaklukkan.

    Orang percaya di dalam doanya selain ia berdoa untuk dirinya sendiri, ia juga harus berdoa untuk saudara seiman bahkan untuk para hamba Tuhan-pengkhotbah (Ef. 6:18-20). Ini rahasia kekristenan untuk menjadi pemenang atas berbagai serangan kuasa kegelapan.

    Berdoa untuk diri sendiri. Berdoa untuk sesama kaum awam. Berdoa untuk para hamba Tuhan. sama pentingnya. Bahkan Rasul Paulus sangat berharap dirinya selalu dijadikan pokok doa supaya ia selalu berkata yang benar. Penuh keberanian mengatakan perkataan yang benar dalam pengabaran Injil (Ef. 6:19-20).

    Setiap orang Kristen yang dewasa dalam iman akan menyadari bahwa hari-hari belakangan ini adalah hari-hari jahat. Artinya kuasa kegelapan masuk dalam setiap lini kehidupan. Dan cara untuk mengadakan perlawanan serta tetap kuat adalah dengan tekun berdoa.

    Tekun mendoakan diri sendiri. Tekun mendoakan sesama kaum awam. Tekun mendoakan hamba Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan cakupan pokok doa yang harus tetap kita doakan.

    Ilustrasi: freepik.com

    ***

    Bionarasi

    paran

    Paran Sakiu, S.Th., M.Pd. dilahirkan di Mentonyek pada 19 Maret 1971. Guru PAK di SMPK Rahmani, pegiat literasi.

    Gembala Sidang GKRI Epifania Penjaringan, Jakarta Utara.

    Menulis dan menerbitkan buku:

    1. Menimba dari Sumur Yakub (Tangerang, 2019)

    2. Kumpulan Cerpen: Hari Terakhir (Tangerang, 2020)

    3. Kumpulan Cerpen: Seusai Pesta Naik Dango (Tangerang, 2021)

    4. Panglima Jilah (Tangerang, 2022)

    Aktif menulis untuk www.detikborneo.com.

    Menikah dengan Okseviorita dan telah dikarunia tiga orang anak, menetap di penjaringan, Jakarta Utara.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita