25.5 C
Singkawang
More

    Gorumi

    Pengantar Redaksi

    Etno-fructulogi – buah khas suatu kaum/ suku bangsa. Menjadi sajian menu Detikborneo.com mulai hari ini. Gorumi, dalam bahasa Jangkang, mengawalinya. Penting dikenali sebagai warisan kepada generasi sebab mungkin, suatu ketika di kemudian hari, buah tropis khas Borneo ini akan tinggal nama.

    Redaksi

    | Penulis Drs. Herys Maliki

    Borneo dikenal sebagai bumi kaya sumber daya alam. Sebut saja buah tropis. Apa saja ada. Bahkan, yang tidak ada di tempat lain.

    Gorumi salah satu di antara buah tropis yang langka itu. Sekilas, dari bentuk buah, Anda menyangka mirip anggur. Sama sekali berbeda! Ia pohon buah. Dagingnya tidak tebal. Kuning jika matang. Manis. Perisa rasanya.

    Istilah umum/Bahasa Indonesia        : Blume/Kelili

    Nama Ilmiah/Latin                              : Lepisanthes Alata

    Lepisanthes alata secara keseluruhan adalah spesies yang agak unilorm. Hanya beberapa spesimen dari Kalimantan yang cukup menyimpang dari rata-rata dalam beberapa karakter.

    Di antara Endert 1702 dan Jaheri 169 3 ini dikarakteristikkan dengan ukuran yang agak besar (15-23 kali 5-7,5 cm), relatif lebar (indeks c. 3), selebaran tipis yang jelas dengan saraf agak berjarak (terpisah 1,5-2 cm). Hotta 12660 dari Brunei berbeda dalam banyak daun jugate-nya (13 pasang selebaran), tangkai daun dan rachis bulat atau datar di atas, ketentuan sangat besar (8,5 x 5 cm), dan selebaran sangat panjang dan sempit (33 x 2,2 cm).

    Pohon, tinggi hingga 15 m, dbh hingga 30 cm, atau semak. Daun paripinnate, 3-5 (-13) -jugate, 20-45 cm (lebih dari 1 m panjang), berkabut. Perbungaan sering terkulai, in vivo sering ungu hingga coklat kemerahan, tampaknya sebagian besar tidak berkelamin, meskipun jantan dan betina di pohon yang sama.

    Bunga in vivo, anggur gelap, merah, ungu. Sepal obovate-orbicular, 2,5-4 kali 2-3 mm, bagian luar sedikit lebih kecil daripada bagian dalam, sebagian petaloid dengan margin crenulate, semua kelenjar-ciliolate jarang.

    Adapun kelopak sessile (dalam cakar L. edulis 0,5 mm), jarang, sebagian kelenjar, ciliolate, gundul atau jarang jarang berambut pendek di luar di setengah basal (L. edulis); blade suborbicu-lar, hingga 4 kali 3 mm (L. edulis 2 x 2,5 mm), sisik tegak, sedikit berbentuk kap, ⅓-1/5 sepanjang bilah, berkabut (L. edulis padat ciliolate).

    Benang sari 8; Ellipsoid ovarium, 3- (atau 4-) bersel, pucat lembayung muda. Buah-buahan segera ditetapkan, trigonous-obovoiid, 2,5-4 x 2,2-3 cm, apiculate, tampaknya berwarna ungu kecoklatan sampai hampir hitam ketika matang, bubur (agak tebal, berdaging, putih. Biji ellipsoid, hingga 2,5 x 1,5 cm, hilum rhomboid , 6 kali 5 mm.

    Ekologi
    Di dalam dan di sepanjang hutan, di tepi sungai, dll .; di tanah liat; ketinggian hingga 500 m dpl.

    Penggunaan
    Buah-buahan dan mungkin juga bijinya dimakan: di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan terkadang tumbuh sebagai pohon buah-buahan.

    Distribusi
    Semenanjung Malaysia, Jawa, Kalimantan, Filipina. Kadang juga diusahakan/ dibudidayakan.

    Nama  lokal
    Indonesia: cereme landa, ki angir (Sunda), blimbing cina (Jawa).
    Malaysia: perupok.

    Penggunaan
    Buah-buahan dan mungkin juga bijinya dimakan. Di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan terkadang tumbuh sebagai pohon buah-buahan.

    Famili                   : Sapindaceae/Lerak-lerakan

    Genus                   : Lepisanthes

    Lain padang, lain ilalang. Lain lubuk, lain ikannya. Nama etno-fruktulogi khas Borneo, dalam bahasa Desa, rumpun Ibanik ini, adalah Kelilik. Sementara orang Kanayat menyebutnya: buah Mero. Di tempat lain, pasti berbagai nama untuk menyebut hal yang sama.

    Dalam bahasa Mali disebut buah Mayant. Orang Mualang, subsuku Iban menyebutnya: Engkelili. Sedanngkan Dayak Dusun menamainya: Balangkasua.

    ***

    Artikulli paraprak
    Artikulli tjetër

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita