Penulis | R. Masri Sareb Putra
Saat ini, banyak orang terpapar pandemi Covid-19. Bukan hanya yang terpapar. Handai tolan juga mengalami stres. Itu sudah pasti.
Ada banyak kisah orang yang tidak tahan terhadap penyakit misterius itu. Namun, ada pula yang kuat. Kita berharap, lebih banyak orang jenis ini. Kadang, tekad dan kemauan kuat untuk pulih amat menentukan. Diberitakan, banyak orang yang lekas pulih ketika justru melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) di hutan. Di pondok ladang. Atau di kebun yang jauh dari keramaian.
Apa dasar ilmiahnya?
Ternyata, memang ada. Namanya: healing forest.
Tersebutlah seorang bernama Hikmat Ramdan. Ia mengembangkan healing forest. Selama bertahun-tahun ia menelitinya. Ramadan adalah Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung dan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Angkatan 1990.
Nah, ia ini menguji alat penyembuhan-hutan itu saat acara Forest Camp para alumni Fakultas Kehutanan IPB pada 27 Oktober 2019 di Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Dengan aplikasi Smart Pulse maka kondisi stres fisik (physical stress) dan mental (mental stress) enam relawan diuji sebelum dan setelah berjalan di hutan. Hasilnya? Ternyata, hutan menyembuhkan!
Sementara itu, di Cina. Ada seorang bernama Gao Xingjian. Pada 1983, Gao divonis mati oleh dokter karena mengidap kanker paru-paru. Enam minggu kemudian, setelah diperiksa, Gao sembuh total. Ia mencoba bertahan dan mengisi sisa hidupnya dengan berjalan kaki sejauh 15.000 kilometer ke sebuah gunung terpencil dan hutan belantara Sichuan.
Hasil pengembaraan ini dituangkannya dalam Soul Mountain. Pada 2000, novel yang ditulis di hutan Sichuan ini memenangkah Hadiah Nobel bidang Sastra.
***
Bionarasi
R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.
Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.
Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.