| Penulis: Tina Lie
Kalimantan, pulau Borneo. Sejak zaman semula-jadi, tersedia aneka kekayaan. Satu di antaranya, apa yang disebut: etno-frtuktulogi. Yakni buah-buahan, yang menjadi khas suatu suku bangsa di situ, dan di tempat itu. Maram satu dari sejuta kekayaan itu!
Orang Kalimantan suka rasa yang asam-asam. Dari zaman nenek moyang. Sudah menjadi budaya. Dari jenis bumbu masakan seperti daun rambai muda sampai buah-buahan juga asam.
Kenyataanya, benar memang begitu, rata-rata buah di Kalimantan mempunyai rasa yang asam. Rasa asam yang biasa sampai asam yang membuat mata merem melek. Buah asam khas kalimatan salah satunya adalah Buah Maram.
Buah ini hanya tumbuh di tanah Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat. Mempunyai rasa asam sekali, sangat asam. Membuat gigi terasa nyilu jika di konsumsi berlebih, karena tingginya zat asam pada buah ini. Tidak semua orang mampu mengkonsumi asam maram. Namun, buah ini menjadi primadona bagi sebagian orang. Sangat populer dikalangan anak muda.
Kulit asam maram seperti kulit buah salak, namun bentuknya bulat. Pohonnya pun mirip seperti salak. Berduri dan tumbuhnya berumpun percis buah salak. Warna kulitnya merah sedikit oren, jika dikupas buahnya kenyal berserat dan terdapat biji buah di dalamnya. Jika masih mentah rasanya sangat asam, jika sudah matang rasanya asam manis dan biji di dalamnya sangat keras.
Buah aram: asam khas Kalimantan itu. Dokpri
Buah ini sedikit sulit ditemui, karena belum ada masyarakat Kalimantan yang menjadikannya sebagai tanaman budidaya, jadi jika ingin mengkonsumi buah ini biasanya akan didapat dari para petani/penjual yang baru saja keluar dari hutan, lalu membawa ke pemukiman atau dijual di pasar.
Dahulu kala, orang-orang mengkonsumi buah maram hanya dengan garam saja baik di makan langsung seperti di cocol dengan garam dan cabai, atau pun di rendam dengan air garam selama beberapa hari, untuk mengurangi rasa asam, lalu dimakan. Ada juga yang menjadikannya sambal buah maram untuk lauk makan.
Di zaman yang semakin modern, kreativitas juga semakin berkembang, dan berjalannya waktu, buah ini selain dikonsumsi dengan cara tradisional, ternyata masyarakat Kalimantan dapat menjadikannya manisan yang menyegarkan.
Salah satu alasan buah ini dijadikan manisan karena rasa asam yang terkandung di dalammnya bisa berkurang, dan isi buah bisa menjadi sangat lembut jika digigit. Jika sudah menjadi manisan, buah ini dapat dimakan semua orang. Rasanya masih ada asam dan rasa manis dari air gula yang menyerap ke dalam buah asam maram.
Selain manisan buah asam maram, air untuk merendam asam maram juga bisa diminum. Biasanya, para penjual manisan asam maram akan menjual buah dan air yang diberi es batu. Rasanya benar-benar bisa melepaskan dahaga.
Namun, tetap saja buah ini menjadi buah musiman, dan termasuk buah yang sedikit langka karena susah ditemui.
Itulah mengapa buah asam maram sangat digemari masyarakat Kalimantan. Meski rasanya sangat asam. Namun, jika telah diolah. Ia jadi komoditas khas.
Kini manisan buah marah dijual bebas di berbagai toko souvenir dan supermarket di Kalimantan Barat. Menjadi salah satu keunggulan kompetitif. Ujud kreativitas. Bagaimana mengemas produk lokal untuk dijual keluar. Dengan berdaya-jual.
***
Bionarasi
Tina Lie di lahirkan di Noyan pada 24 Maret 1995. Saat ini sedang mengembangkan bisnis online yang berada di Jakarta, dan mempunyai kelas menulis online bagi pemula bernama Bumi Menulis.
Menulis antologi 20an buku salah satunya berjudul 2021 bekerjasama dengan Human Initiative Jatim di mana hasil penjualan buku tersebut disumbangkan kepada yayasan yang membutuhkan dana penanganan covid-19.