PENGARUH TERJEMAHAN ALKITAB DALAM BAHASA DAYAK MUDU
Kesaksian Terjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Dayak Mudu oleh
Bapak Albinus Milu, S.Th., M.Pd.K.
Pendahuluan:
Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Mudu menjadi suatu perjuangan yang dilakukan oleh Bapak Albinus Milu, S.Th., M.Pd.K, seorang putra daerah Desa Empodis. Motivasi beliau tidak hanya berakar pada keinginan untuk memperkenalkan ajaran Tuhan Yesus Kristus kepada masyarakat Dayak Mudu, tetapi juga pada dorongan untuk mempertahankan nilai-nilai rohani dan budaya yang merupakan warisan leluhur mereka.
Pada tahun 2017, Albinus Milu mengundang Tokoh masyarakat di sebuah workshop yang melibatkan 10 tokoh masyarakat, termasuk Anggota DPRD Kab. Sanggau, Kepala Desa Empodis, hamba Tuhan, dan para tokoh masyarakat lainnya. Workshop yang diketuai oleh Lawadi Nusah dari Forum Dayak Kalbar Jakarta (FDKJ) karja sama dengan Bild Internasional dan Wycliffe Assossiate ini dilaksanakan di Pontianak sebagai tahap pertama proses penerjemahan Alkitab dari teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Dayak Mudu. Meskipun tahap pertama tidak sepenuhnya sukses, namun keyakinan dan kerinduan untuk menyelesaikan proyek ini tetap membakar semangat.
Pada kesempatan kedua, pada tanggal 6-10 Desember 2021, di Dusun Kerunang, Desa Kampuh, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, proses penerjemahan dilanjutkan. Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat, gereja Kristen, Katolik, dan pengurus gereja menjadi bagian integral dari tim yang dipimpin oleh Nobertus Nahar dan Pdt. Imanuel dan tohok masyarakat juga sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan penuh dari kepala Desa Empodis, Bapak Yesaya Teflopo, sebagai bentuk kebanggaan dan dukungan dari pemerintah desa.
Pengantar:
Sejalan dengan pesatnya perubahan di era teknologi dan globalisasi, terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Mudu bukan hanya suatu upaya keagamaan, tetapi juga suatu langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai budaya dan rohani masyarakat Dayak Mudu. Proses ini tidak lepas dari kerjasama antara Antioch School dan FDKJ, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan workshop ini adalah bapak Lawadi Nusah, S.Pd.K sebagai ketua Panitia acara Worshop tersebut.
Melibatkan berbagai elemen masyarakat, workshop ada 12 bahasa Dayak di kalimatan Barat yang ikut dalam peneterjamahan dalam bahasa dayak masing-masing. Ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif dalam kehidupan pribadi maupun berjemaat masyarakat Dayak, khususnya Dayak Mudu. Kesaksian ini tidak hanya berkaitan dengan nilai rohani, tetapi juga berusaha menjaga dan merawat nilai-nilai budaya yang kaya dalam tradisi masyarakat Dayak Mudu.
Kesaksian berdasarkan Firman Tuhan (Matius 28: 16-20).
Berdasarkan Firman Tuhan yang tercantum dalam Alkitab, Matius 28:16-20. Firman ini mengingatkan kita untuk mewartakan Injil dalam bahasa dan budaya kita sendiri, termasuk dalam bahasa Dayak Mudu, agar pesan keselamatan dapat menyentuh hati setiap individu. Firman Tuhan ini menunjukkan perintah Kristus kepada para murid-Nya untuk pergi dan membuat murid-murid dari segala bangsa. Hal ini menggugah kita untuk mengembangkan terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Mudu, supaya pesan keselamatan dapat diakses oleh masyarakat Dayak Mudu dengan lebih mendalam. Sebagai anggota masyarakat Dayak Mudu, kita memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara bahasa ibu kita. Dengan menerjemahkan Firman Tuhan ke dalam bahasa Dayak Mudu, kita tidak hanya mempertahankan kekayaan budaya kita, tetapi juga memberikan kesempatan kepada setiap individu dalam komunitas kita untuk memahami dan menerima kasih karunia Tuhan.
I. Pengaruh pada Kehidupan Pribadi dan Berjemaat.
Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Mudu memberikan dampak luar biasa pada kehidupan pribadi dan berjemaat. Firman Tuhan yang tersedia dalam bahasa ibu memperdalam pemahaman akan ajaran-Nya, menguatkan iman, dan memberikan panduan hidup yang relevan dalam konteks kehidupan Dayak Mudu.
II. Hal Positif dalam Kehidupan Pribadi dan Berjemaat.
Dalam perjalanan ini, banyak hal positif terjadi baik dalam kehidupan pribadi maupun di lingkungan berjemaat. Nilai-nilai spiritual dan moral menjadi dasar untuk menjalani kehidupan sehari-hari, memperkuat ikatan antar anggota jemaat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Banyak hal positif terjadi dalam kehidupan pribadi dan berjemaat setelah memiliki Alkitab dalam bahasa Dayak Mudu. Masyarakat menjadi lebih terhubung dengan ajaran agama, nilai-nilai moral diperkuat, dan solidaritas antarjemaat semakin kokoh. Pemberdayaan masyarakat melalui pemahaman Alkitab membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kehidupan Rohani setelah Membaca atau Menerjemahkan Alkitab. Proses membaca dan menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Dayak Mudu tidak hanya menjadi suatu kegiatan, tetapi membawa dampak mendalam pada kehidupan rohani. Perjumpaan dengan Firman Tuhan dalam bahasa ibu memperkaya pengalaman spiritual dan memberikan ketenangan serta kejelasan dalam menjalani hidup.
3. Membaca dan terlibat dalam proses menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Dayak Mudu tidak hanya membuka pintu kebijaksanaan rohani, tetapi juga memperdalam hubungan setiap individu dengan Tuhan. Proses menerjemahkan Alkitab menjadi pengalaman rohani yang memperkaya dan memberdayakan komunitas.
III. Komitmen setelah Ada Alkitab dalam Bahasa Dayak Mudu.
Setelah Alkitab tersedia dalam bahasa Dayak Mudu, komitmen kita sebagai masyarakat Dayak Mudu adalah: Kehadiran Alkitab dalam bahasa Dayak Mudu menginspirasi komitmen untuk terus memelihara dan mengamalkan ajaran-ajaran dalam Firman Tuhan. Komitmen ini melibatkan kesediaan untuk mengintegrasikan nilai-nilai rohani dan budaya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
1. Mempertahankan dan Mempraktikkan Ajaran Alkitab: Menggunakan Alkitab sebagai panduan hidup sehari-hari dan menjalankan ajaran-Nya dalam segala aspek kehidupan.
2. Mendorong Pembelajaran dan Kepemimpinan Rohani:Menggalakkan pembelajaran Alkitab dan pengembangan kepemimpinan rohani di kalangan masyarakat Dayak Mudu.
3. Menjaga Keberlanjutan Terjemahan Alkitab: Melibatkan generasi muda dalam pemeliharaan dan penyebarluasan Alkitab, sehingga warisan ini dapat terus bermanfaat bagi masa depan.
IV. Harapan Setelah Selesai dalam teremahan Alkitab ini.
Dalam acara pembukaan Workshop 2021, kepala Desa Empodis Bapak Yesaya Teflopo menegaskan dukungan penuh dari perangkat desa sebagai bentuk kebanggaan dan kepedulian terhadap pelestarian bahasa daerah. Harapan untuk mencetak terjemahan ini dengan dukungan instansi atau pemerintah menandakan pentingnya peran bersama dalam memelihara kekayaan budaya
Dengan berlanjutnya proses terjemahan Alkitab dalam bahasa Dayak Mudu, harapan kita adalah:
Harapan dari selesainya terjemahan Alkitab ini mencakup penggunaannya sebagai sumber pembelajaran di Sekolah Dasar SD 07 Empodis, di Desa Empodis, Kec. Bonti, Kab. Sanggau, Provinsi Kalimatan Barat. Selain itu, diharapkan Alkitab ini dapat menjadi bahan untuk menyampaikan Firman Tuhan di gereja serta membangun iman di rumah tangga dan masyarakat.
1. Pertumbuhan Rohani yang Berkelanjutan:
Masyarakat Dayak Mudu terus tumbuh dalam kehidupan rohani, menjadi makin kuat dan penuh kasih.
2. Pelestarian Budaya dan Nilai-Nilai Luhur:
Terjemahan Alkitab tidak mengaburkan, tetapi malah memperkaya dan melestarikan budaya serta nilai-nilai luhur masyarakat Dayak Mudu.
3. Pemantapan Jemaat dan Kehidupan Gereja:
Berjemaat yang semakin kokoh dan gereja yang mampu memberikan pencerahan dan panduan bagi masyarakat Dayak Mudu.
Refleksi:
Melalui perjuangan ini, kita menyadari bahwa pelestarian bahasa dan budaya tidak bertentangan dengan kehidupan rohani. Sebaliknya, keduanya dapat saling melengkapi dan memperkaya. Proses terjemahan ini adalah langkah nyata dalam menjaga kekayaan warisan leluhur kami dan menghidupkan iman dalam budaya kami sendiri.
Kesimpulan:
Dalam proses perjalanan terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Dayak Mudu, kita menyaksikan bagaimana keimanan dan budaya dapat bersatu. Dengan dukungan komunitas dan kerja keras tim terjemahan, kami yakin bahwa Alkitab akan menjadi sumber inspirasi dan petunjuk yang kuat bagi generasi Dayak Mudu selanjutnya. Terimakasih atas doa dan dukungan semua pihak dalam perjalanan ini. Tuhan memberkati kita semua.
Kesaksian ini menunjukkan bahwa terjemahan Alkitab tidak hanya menjadi dokumen rohani, tetapi juga sebuah warisan berharga yang menggabungkan nilai-nilai spiritual dengan kekayaan budaya suku Dayak Mudu. (Bajare007).