26.3 C
Singkawang
More
    BerandaLumbungPertahanan Perekonomian Pedagang Kaki Lima Masa PKKM

    Pertahanan Perekonomian Pedagang Kaki Lima Masa PKKM

    | Penulis: Nurhanan Rachmi Putri

    Presiden RI Joko Widodo menetapkan kebijakan PPKM mulai tanggal 11 Januari 2021, dan pembatasan kegiatan masyarakat sangat diperketat. Adanya PPKM ini digunakan untuk mengurangi penularan covid-19 di Indonesia. PPKM diatur dalam Instruksi Mendagri nomor 1 tahun 2021.

    Masa PPKM ini terus diperpanjang karena penularan covid-19 semakin meningkat, jika terus menerus PPKM ini tidak berhenti maka semakin banyak penduduk Indonesia yang terkena dampak PPKM contohnya pedagang kaki lima. Beberapa pedagang dan pengusaha beranggapan bahwa PPKM ini cukup memberatkan mereka, PPKM juga memberatkan masyarakat Indonesia mereka bilang penerapan PPKM ini tidak efektif karena banyak dari mereka yang mengalami penurunan ekonomi mereka. Dan PPKM ini berlangsung sampai jilid II, pada tanggal 8 Februari 2021 PPKM diberhentikan karena penularan covid-19 mengalami penurunan dan masyarakat bisa melakukan kegiatan seperti sebelumnya.

    Pada tanggal 5 Juli 2021 Presiden RI Joko Widodo menetapkan kembali kebijakan sistem PPKM darurat pulau Jawa-Bali dikarenakan penularan ccovid-19 terjadi peningkatan yang sangat drastis di setiap harinya. Oleh karena itu, kegiatan masyarakat sangat diperketat dan pemerintah menetapkan bahwa toko, mall, tempat ibadah, pedagang kaki lima, dan tempat makan ditutup total. Dan lagi-lagi masyarakat mengeluh dengan adanya pemberlakuan sistem PPKM darurat yang tidak efektif dan para pekerja kantor juga harus bekerja dari rumah setiap harinya. Namun para pedagang kaki lima sendiri mengalami penurunan ekonomi karena sudah tidak bisa berjualan lagi di pinggir jalan, dan banyak petugas yang sering berkeliling untuk memperketat kegiatan masyarakat. Hingga sampai tanggal 16 September 2021 penerapan PPKM darurat masih berlangsung, tetapi kini sudah di perlonggar kegiatannya sehingga pekerja kantor sudah bisa kembali bekerja,  walaupun tetap diberlakukannya WFH (Work From Home) dan juga para pedagang kaki lima kini sudah diperbolehkan untuk berjualan kembali, tetapi pemerintah tetap melakukan pembukaan secara bertahap dengan diberlakukannya protokol kesehatan yang sangat ketat dan setiap pengunjung yang datang hanya diperbolehkan dengan waktu sekitar 30 menit dan pembukaannya hanya sampai pukul 21.00. Yang terpenting para pedagang kaki lima kini sudah bisa berjualan lagi dan bisa meningkatkan perekonomiannya kembali.

    Adaptasi new normal yang dialami pedagang kaki lima adalah dengan adanya kebiajakan berlakunya social distancing atau berjaga jarak. Yang mengakibatkan pedagang kebingungan dan membuat turun pendapatan sehari-hari. Dengan demikian pedagang kaki lima berusaha untuk meningkatkan pendapatannya kembali di masa new normal saat ini. Yang menyebabkan pedagang kaki lima bertahan berjualan di era new normal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan pendidikan anaknya, keterampilan yang tidak memenuhi, memiliki pendidikan yang rendah, dan hanya memiliki modal untuk di lingkup yang kecil. Masa new normal saat ini beberapa pedagang kaki lima memilih untuk menambah penghasilan karena tidak bisa jika terus berharap pada usaha yang saat ini dijalaninya. Jika tidak menambah penghasilan selama covid-19 pendapatannya sangat turun drastis. Hal itu disebabkan karena pembeli yang sepi dan terjadinya pengetatan oleh petugas untuk kegiatan masyarakat.

    Adaptasi kebiasaan baru bagi pedagang kaki lima memang harus bertahap, karena pedagang kaki lima hingga saat ini masih ada yang belum disiplin dalam protokol kesehatan contohnya, memakai masker, berjaga jarak, selalu mencuci tangan, hal itu semua belum terbiasa dilakukan oleh pedagang kaki lima. Maka dari itu diatur dalam permenkes bagi pelaku usaha dalam sektor perdagangan diharuskan, melakukan pembersihan dan disinfektan secara berkala di lokasi tempat usaha, menyediakan fasilitas cuci tangan, memastikan orang di sekitar paham dengan perlindungan diri yang harus dilakukan saat pandemi covid-19, mewajibkan para pengunjung menggunakan masker, mencegah kerumunan, melakukan pembatasan jarak fisik minimal 1 meter. Dari pedagang kaki limanya sendiri harus mampu memahami protokol kesehatan dengan baik bukan berarti masa new normal di abaikan karena sudah tidak terlalu ketat, kehidupan yang baru saat ini lebih mementingkan kesehatan karena semakin masyarakat lalai pada prokes yang ada maka semakin meningkat penularan covid-19. Pedagang kaki lima berusaha mengupayakan untuk terus melanjutkan usahanya walaupun pendapatannya menurun karena pandemi covid-19. Bukan berarti masa new normal saat ini membuat pedagang kaki lima berhenti dengan usahanya.

    Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perekonomian pedagang kak lima di masa pandemi covid-19 sangat menurun. Hal yang harus diketahui sebelumnya adalah penjelasan tentang ekonomi. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam mengelola sumber daya dan menyalurkannya ke berbagai individu atau kelompok dalam masyarakat. Ekonomi sendiri memiliki tujuan yang dapat menciptakan kesejahteraan pada masyarakat. Dalam ekonomi itu memiliki prinsip yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Pada produksi kegiatan untuk menciptakan barang dan jasa, distribusi kegiatan yang dilakukan untuk menyebarkan produk ke seluruh pasar, dan konsumsi itu merupakan kegiatan penggunaan barang dan jasa. Maka dari itu ekonomi sangat berperan penting bagi kehidupan di masyarakat.

    Pertahanan perekonomian pedagang kaki lima untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Pedagang kaki lima harus memiliki strategi untuk bertahan hidup, dengan bekerja keras di setiap harinya merupakan usaha untuk mempertahankan perekonomian dan pendapatannya. Namun masa pandemi saat ini jika hanya mendalami pekerjaan sekarang saja, terkadang beberapa pedagang kaki lima tidak bisa memenuhi kebutuhannya, dikarenakan pelanggan yang saat ini sepi. Dalam situasi seperti ini pedagang kaki lima harus terus memiliki strategi baru untuk mempertahankan perekonomiannya.

    Adapun cara usaha pedagang kaki lima untuk mempertahankan perekonomiannya yaitu:

    •  Memperluas usaha dengan cara online

    Strategi ini dapat diterapkan beberapa penjual dengan menawarkan barang dagangannya dengan memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, atau melalui telepon langsung. Selain dalam pemasaran penjual bisa juga melakukan transaksi jual beli dengan pesan-antar melalui media sosial tersebut. Jika dengan cara itu mereka lakukan maka sangat membantu mereka dalam peningkatan perekonomian mereka. Namun metode ini tidak bisa diterapkan oleh semua pedagang kaki lima karena beberapa dari mereka masih minim soal pengetahuan dan keterampilan penggunaan media sosial.

    • Membuat produk baru

    Metode ini dapat mempertahankan perekonomian dengan mengikuti trend saat ini seperti makanan dan minuman, bisa menambahkan varian baru dari produk yang dijual yang bertujuan untuk menarik perhatian pelanggan agar jumlah pelanggan meningkat dan memperoleh peningkatan pada pendapatan usaha.

    • Melakukan kerja sama dengan pelaku usaha lain untuk hal promosi

    Metode ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan kepada teman, saudara, atau pelaku usaha lainnya untuk membantu mempromosikan usaha melalui sosial media. Mereka dapat membagi keuntungan apabila barang dagangan berhasil terjual. Mengapa metode ini perlu karena semakin banyak yang mempromosikan maka semakin banyak produk yang dikenal dan pelanggan juga semakin banyak

    Hal di atas yang dapat dicontoh oleh pedagang kaki lima dalam mempertahankan ekonominya. Bahwa dengan adanya covid-19 bukan berarti pedagang kaki lima tidak bisa meningkatkan ekonominya dan covid-19 mengajarkan bahwa saat ini keterampilan seseorang sangat diperlukan. Usaha untuk mempertahankan perekonomian jika ditekuni dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita