26.2 C
Singkawang
More
    BerandaWisataPotensi Wisata Tana Toraja

    Potensi Wisata Tana Toraja

    | Penulis: Tari Apriliani Pallunan

    Tana Toraja adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota dari kabupaten ini adalah di kecamatan Makale.

    Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km2 dan pada tahun 2020 memiliki penduduk sebanyak 288.202 jiwa, dengan kepadatan 140,29 jiwa.

    Tana Toraja memiliki jumlah kecamatan sekitar 19 kecamatan, dan 47 kelurahan serta 112 desa.

    Di Tana Toraja, Suku Toraja yang masih mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya suku Nias. Daerah Tana Toraja merupakan daerah dengan objek wisata unggulan di provinsi Sulawesi Selatan.

    Potensi Sosial Budaya

    Tana Toraja adalah salah satu tempat konservasi peradaban budaya PROTO MELAYU AUSTRONESIA yang masih terawat hingga kini. Di Tana Toraja kebudayaan mengenai adat istiadat, seni musik, seni tari, seni sastra lisan, bahasa, rumah adat, ukiran, tenunan dan kuliner masih sangat tradisional, membuat pemerintah Indonesia mengupayakan agar Tana Toraja bisa dikenal di dunia Internasional. Salah satunya dengan mencalonkan Tana Toraja ke UNESCO Untuk menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 2009.

    Masyarakat Suku Toraja dalam keseharian, mayoritas menganut agama Kristen sementara sebagian menganut islam dan kepercayaan animisme yang di kenal dengan sebutan Aluk To dolo.

    Tana Toraja sebagai daerah yang sangat berpotensi mengenai sosial budaya dan pariwisatanya dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog dalam mendalami transformasi budaya, masyarakat yang berkepercayaan tradisional agraris.

    Tongkonan

    Yaitu rumah tradisional Toraja yang terdiri atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. kata tongkonan berasal dari bahasa Toraja tongkon (duduk). Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting karena anggota keluarga diharuskan ikut serta karena tongkonan merupakan hubungan mereka dengan leluhur mereka.

    Upacara Pemakaman

    Dalam masyarakat Toraja, Upacara pemakaman (rambu solo) merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar upacara pemakaman yang besar.

    Bagian dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau (mantunu). Semakin berkuasa seseorang semakin banyak kerbau yang disembelih. Jadi seseorang yang meninggal lalu dimakamkan dalam adat Toraja biasanya disimpan dahulu hingga beberapa tahun lalu di adakan acara pemakaman dengan puluhan atau bahkan ratusan kerbau.

    Musik dan Tarian Tradisional

    Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, ada dalam acara pesta pernikahan (rambu tuka’) dan ada dalam acara pesta penguburan (rambu solo’), dalam pesta pernikahan orang yang menari di sebut pa’gellu dan dalam pesta pemakaman disebut ma’ badong.

    Tarian dalam pesta pernikahan tersebut melambangkan sukacita yang besar karena seseorang telah dipertemukan dan menjadi satu dalam ikatan pernikahan. Tarian dalam pesta pemakaman dianggap sebagai komponen penting dimana tarian tersebut melambangkan duka cita yang mendalam atas kepergian seseorang dari hidup mereka. Musik untuk mengiringi pa’ gellu di sebut gandang, dan untuk to ma’ badong biasanya suling.

    Tedong Bonga, Saleko

    Merupakan kerbau asal Toraja yang merupakan jenis kerbau belang terbaik yang di anggap sebagai kasta tertinggi oleh masyarakat toraja dan di keramatkan, kerbau dengan ciri khusus belang putih di badannya yang menjadi daya tarik tersendiri, kerbau ini biasanya di gunakan oleh bangsawan toraja dalam proses pemakaman untuk di sembelih ataupun di Pasilaga. Pasilaga yang berarti adu kerbau. Harganya lumayan fantastis dan biasa mencapai milyaran rupiah.

    Bambu

    Bambu di Toraja memiliki manfaat penting bagi kehidupan dan kebudayaan lokal di tana toraja. terdapat lima jenis bambu di Toraja:

    -Patttung (Dendrocalamus asper), parring (gigantchloa atroviolacea) talang (schvzostachyum brachycladum) ao’(Bambusa vulgaris) dan bulo.

    Kegunaan bambu tersebut multiguna untuk melengkapi kebutuhan masyarakat tana Toraja, ada juga yang digunakan untuk media masak lemang, daging, nasi bumbu, dan sayuran. ada juga yang digunakan untuk pembuatan suling dan digunakan sebagai pagar atau tali pengikat.

    Kopi

    Kopi Toraja adalah salah satu kopi terbaik indonesia, kopi yang berasal dari dataran tinggi sulawesi ini di kenal luas di dunia internasional sebagai kopi terenak.

    Dengan sebutan kopi arabika Toraja sapan yang memiliki rasa unik, dengan kadar asam yang tergolong sedang untuk jenis arabika dengan aroma wangi khasnya akan keluar setelah diroast dan digiling, dan cita rasa balanced disajikan menjadi minuman. Kopi khas Toraja ini hampir tumbuh di setiap perkebunan yang berada di dataran tana Toraja. Harga penjualan untuk kopi Toraja terbilang mahal, karena keunikan rasanya yang sangat khas.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita