29.8 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualVia Dolorosa

    Via Dolorosa

    Via Dolorosa: Oleh Bambang Bider

    93226490 10221353633412413 945405521135927296 o

    Dia hidup hingga 30 tahun dan masih belia
    hanya untuk menyongsong kematian-Nya
    bukan kematian biasa
    namun kematian yang ter-amat keji dan nista

    pergumulan-Nya di taman Getsamani meminta
    agar cawan sengsara diambil dari-Nya
    sebagai manusia Ia hampir menyerah
    namun dalam derita-Nya Ia harus purna
    Ia hanya menuruti kehendak Bapa-Nya

    Dia yang sukses menempuh via dolorosa
    bagi setiap manusia yang tak dikenal-Nya
    bagi mereka yang memperolok-Nya
    bagi prajurit brutal yang merajam-Nya
    bagi yang meludahi dan mengencingi-Nya
    bagi yang telah memberi air cuka sebagai minuman-Nya
    bagi yang memaku kedua lengan dan kaki-Nya
    hingga kematian-Nya

    dipaku di kayu salib, bayangkan derita sengsaranya
    dicambuk hingga merobek kulit, bayangkan sakitnya
    dicemoh dan dicaci maki tak berperi bayangkan hinanya
    diperolok dengan mahkota duri yang diterima-Nya dengan rela
    memanggul salib seberat 50 kg sebagai singgasana-Nya
    bagi manusia biasa takan bisa menjalaninya

    hingga lambung-Nya tertembus tombak longinus
    air dan darah mengucur dari lambung-Nya
    para prajurit dan pembenci menunggu umpatannya
    mereka menanti makiannya
    mereka menunggu kutukan-Nya
    mereka menunggu kata-kata kasar dari mulut-Nya
    mereka menunggu
    jika Ia Tuhan maka dengan mudah melepaskan diri dari sengsara-Nya
    karena bagi mereka Dia bukan siapa-siapa
    namun Ia tetap berseru meminta, “Bapa ampuni mereka!”
    tak ada kata tak senonoh meluncur dari mulutn-Nya

    akhirnya mereka terkesima tak percaya
    derita manusia-Nya tak pernah mematahkan prinsip-Nya
    walaupun hidupnya ibarat tragedi di mata manusia

    hampir jam tiga setelah para prajurit mengundi pakaian-Nya
    mereka masih bertanya-tanya
    setelah demikian hebat deraan fisik dan penyaliban yang diterima-Nya
    Ia masih bertahan siapakah Dia?

    tepat jam tiga langit menghitam
    kegelapan melahap Golgota dan sekitarnya
    gemuruh halilintar bersahut-sahutan
    bumi berguncang tabir bait Allah terbelah dua
    Ia sang Anak Manusia berseru,
    “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”,
    Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

    Ia dahaga meregang nyawa
    setelah minum anggur cuka yang diberikan pada-Nya
    “Selesai lah sudah!” Seru-Nya
    menyerahkan diri di hadirat Bapa-Nya
    lalu Ia menghembuskan nafas terakhir
    wafat lah Dia sebagai manusia

    namun pada hari ketiga maut tak mampu mengalahkan-Nya
    Ia bangkit Mulia.

    Penulis: Bambang Bider

    Bambang Bider
    Bambang Bider

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita