29.3 C
Singkawang
More
    BerandaBisnisRI Sudah Dapat Miliaran dari Ekspor Kratom, Ternyata Tanaman Endemik Dari Kalimantan...

    RI Sudah Dapat Miliaran dari Ekspor Kratom, Ternyata Tanaman Endemik Dari Kalimantan Mendunia

    RI Sudah Dapat Miliaran dari Ekspor Kratom, Ternyata Tanaman Endemik Dari Kalimantan Mendunia

     

    Jakarta, detikborneo.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana untuk menggenjot ekspor tanaman herbal daun Kratom. Namun, Kemendag masih berhati-hati dalam membahas ekspor Kratom fasalnya pro dan kontra hal tersebut diwacanakan masuk ke dalam kategori narkotika golongan I.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag. Didi Sumedi, mengatakan bahwa jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kegiatan ekspor Kratom telah dan masih dilakukan. Terlebih, ekspor kratom belum diatur oleh Kemendag atau belum masuk ke dalam daftar yang diatur ekspornya.

    BACA JUGA : Budidaya Kratom Mendunia dan Menjanjikan Petani Secara Ekonomi

    “Kalau dilihat dari angkanya, ternyata ada (ekspor kratom). Nah, ini mungkin menjelaskan bahwa memang secara legal formal belum dilarang, tapi kami pun hati-hati melakukan itu karena memang dari kami tidak ada surat persetujuan ekspornya, ya. Hanya masuk ke list yang memang tidak diatur ekspornya,” kata Didi saat ditemui di Kantor Kemendag Jakarta Pusat, dikutip Sabtu (7/10/2023).

    Mengutip data BPS yang diolah Kemendag, nilai ekspor Kratom dengan HS 12119099 Indonesia sempat turun dari US$16,23 juta pada 2018 menjadi US$9,95 juta pada 2019.

    Kemudian, nilai ekspor Kratom kembali meningkat pada 2020, yakni US$13,16 juta dan terus menunjukkan tren meningkat hingga 2022.

    Kinerja ekspor yang positif ini terus berlanjut pada 2023. Sepanjang Januari hingga Mei 2023, nilai ekspor kratom Indonesia tumbuh 52,04 persen menjadi US$7,33 juta atau sekitar Rp114,4 miliar (asumsi kurs Rp 15.648/US$).

    BACA JUGA : Reses di Kalideres Jakbar, Lauw Siegvrieda Ingatkan Warga Harus Punya BPJS

    Sementara itu, sejak 2018 hingga 2021 selalu mengalami penurunan secara volume dengan tren pelemahan sebesar -14,81 persen. Lalu pada 2022, volume ekspor kratom mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 87,90 persen menjadi 8.210 ton.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022, pertumbuhan positif terus berlanjut pada periode Januari hingga Mei 2023 dengan nilai pertumbuhan sebesar 51,49 persen.

    Jika melihat negara tujuan utama ekspor Kratom Indonesia, Amerika Serikat (AS) menduduki urutan pertama pada periode Januari-Mei 2023, yakni sebesar US$4,86 juta, diikuti Jerman sebesar US$0,61 juta, India sebesar US$0,44 juta, dan Republik Ceko sebesar US$0,39 juta.

    Proses ekspor Kratom tidak melalui Kemendag karena masih belum ada Surat Persetujuan Ekspor (SPE).

    “Tidak ada (izin dari Kemendag). Jadi kita tidak memberikan SPE-nya karena tidak ada SPE-nya mungkin saja bisa terkirim (ekspor). Kalau di kami, kan, memang tidak ada aturan yang melarang, jadi itu kayaknya di lapangan, ya, urusannya, misal Bea Cukai,” jelas Didi. (Rd)

     

     

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita