| Penulis: Drs. Herys Maliki
Borneo. Ada pangkal. Namun, tak ada ujung membahas pulau terbesar ketiga dunia itu. Baru etno-fruktulogi, buah tropisnya. Belum yang lain. Salah satu di antara yang tak-habis dibahas itu: ntolakng.
Demikian orang Jangkang, rumpun suku bangsa Bidayuh, menyebut buah dan pohon manggis hutan itu.
Dilihat sekilat. Morfologinya mirip asam kandis. Percabangan, dahan, pohon, dan buah. Namun, hanya pohon, ia berbeda dari “buah main” yang tinggi menjulang. Manggis hutan juga. Sangat amat langka. Hanya ada di Dataran Tinggi Borneo, Krayan.
Manggis hutan ini khas.
Istilah umum/Bahasa Indonesia : Manggis Hutan/Manggis Merah/Mundar Nama Ilmiah/Latin : Garcinia Forbesii (Wild Mangosteen
Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Garcinia Forbesii, biasa dikenal dengan mawar kandis. Atau sekedar kandis, merupakan pohon berukuran kecil hingga sedang dalam famili Clusiaceae atau Guttiferae. Julukan khusus ini diberikan untuk menghormati naturalis Skotlandia Henry Ogg Forbes. (Wikipedia – Inggris).
Buah Mundar atau Manggis Merah merupakan salah satu buah langka yang khas Kalimantan. Buah ini memiliki rasa seperti buah manggis. Tanaman ini juga masih masuk ke dalam family garcinia atau masih berkeluarga dengan manggis.
Nama Mundar sendiri berasal dari kata bundar karena buah ini berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 3 sentimeter. Kulitnya cukup tebal dan berwarna merah menyala. Kulit Mundar banyak mengandung cairan sehingga permukaan kulitnya mengilap saat tertimpa cahaya. Daging buahnya bisa berjumlah 5-10 biji dan berwarna putih susu seperti buah manggis. Rasanya manis bercampur asam dan mengandung banyak air.
Pohonnya berdiri tegak. Bisa mencapai ketinggian 10-15 meter. Kulit batangnya berwarna cokelat dengan permukaan halus dan agak licin. Besar batangnya berkisar antara 30-40 sentimeter. Bentuk percabangannya simetris menyusun tajuk yang berbentuk seperti piramida.
Bentuk tulang daun menyirip dengan tepian yang rata dan meruncing. Panjang daun berkisar antara 12-22 sentimeter dengan lebar kurang lebih 5 sentimeter.
Tanaman ini banyak tumbuh di pedalaman hutan Kalimantan dengan ketinggian hingga 700 meter dari permukaan laut. Biasanya Mundar tumbuh dibawah pohon pelindung dengan kelembapan cukup tinggi.
Di pedalaman Kalimantan tanaman ini sudah jarang dijumpai bahkan cenderung langka, Jika ada, biasanya berasal dari pohon Mundar yang sudah tua. Usaha pembudidayaan tanaman ini juga jarang dilakukan sehingga semakin mempercepat penurunan populasinya. Selain itu nilai ekonomisnya masih rendah sehingga sebagian masyarakat desa enggan untuk mengembangbiakkannya.
Tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan buah-buahannya. Buahnya seperti kalangkala, biasanyanya dimakan oleh anak-anak pedesaan. Daging buahnya yang banyak mengandung cairan dapat mengurangi rasa haus.
Famili : Clusiaceae (manggis-manggisan)
Genus : Garcinia
Jika kekurangan kayu. Maka batangnya yang cukup besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bagian atas dan bahan pembuatan perkakas rumah tangga.
Sementara dahan dan ranting yang masih kecil dapat dijadikan sebagai bahan kayu bakar. Daunnya yang rimbun bisa dimanfaatkan sebagai peneduh pekarangan rumah.
Ntolakng Ia amat berharga. Serbaguna. Sangat cocok ditanam untuk meneduhkan, selain memakmurkan, penduduk.
***