27.5 C
Singkawang
More

    Tasapm

    | Penulis: Drs. Herys Maliki

    Orang Jangkang, rumpun Bidayuh, menyebut buah tropis ini: tasapm. Buahnya yang matang legit rasanya. Aroma khas, tajam menusuk. Harum tercium ke mana-mana, tidak bisa untuk disembunyikan. Buahnya yang masih muda, biasa disayur. Rasanya, khas.

    Asal mula tanaman buah suatu daerah, masih wilayah kajian ilmu yang menantang. Mengapa hanya tumbuh di sini, tidak di tempat lain? Apakah terkait faktor iklim dan alam? Kondisi tanah? Atau sebab lain?

    Seperti buah tropis khas Borneo ini.

    Dayak Ngaju menyebutnya banturung. Di Wilayah Landak namanya buah pehengan, pahengan, pehekng. Ada juga yang bilang: pepuant. Dayak Desa menyebutnya buah pingan. Orang Lun Dayeh menyebutnya: buah kiran.

    Istilah umum/Bahasa Indonesia      : Tarap/Terap/Pingan

    Nama Ilmiah/Latin                : Artocarpus Odoratissimus

    Terap sejenis pohon buah dari marga pohon nangka (artocarpus). Buahnya serupa, tapi tak sama dengan nangka. Jika nangka berbuah pada batang dan cabang, tarap pada ujung ranting. Daunnya lebar. Mungkin 12 – 15 kali lebar daun nangka.

    Bentuk buah tarap kecil, sedikit bulat. Aromanya wangi. Kuat menusuk. Pohon Buah ini juga dikenal sebagai marang (Mindanao), lumuk (Sabah), timadang (Sarawak), atau Johey oak (Ingg.).

    Diketahui bahwa jenis pohon terap ini tidak sama dengan pohon benda atau bendo (Artocarpus elasticus), yang juga disebut terap (di Serawak) atau teureup (di Jawa Barat).

    Pohon tarap dapat mencapai tinggi 25 m (lihat gambar). Batangnya dapat berdiameter sampai 40 cm. Warna kulit keabu-abuan. Ranting pohon ini memiliki bulu-bulu panjang kuning sampai kemerahan. Terap merupakan tumbuhan biji berumah satu (monokotil).

    Adapun daun tarap berbentuk jorong sampai bundar telur terbalik. Ukuran daun 11-28 × 16-50 cm, bertepi rata atau menggerigi dangkal. Ujungnya tumpul atau sedikit lancip. Tangkai 2-3 cm. Daun penumpu berbentuk bundar telur, 1-8 cm, berbulu kuning atau merah. Bila rontok meninggalkan bekas cincin pada ranting.

    Perbungaan terjadi dalam bongkol soliter yang muncul pada ketiak daun. Bongkol bunga jantan berbentuk jorong sampai gada, 2-6 × 4-11 cm. Buahnya majemuk (syncarp) berbentuk agak bulat, sampai 13 × 16 cm, berwarna kuning kehijauan bila masak.

    Ada tonjolan-tonjolan serupa duri lunak pendek, bertangkai panjang 5-14 cm yang muncul di ujung ranting seperti sukun (https://id.wikipedia.org/wiki/Sukun). Daging buah (semu, yang sebetulnya adalah perkembangan dari perhiasan bunga) berwarna keputihan, mengandung banyak sari buah, manis dan harum sekali, terasa licin lunak dan agak seperti jeli di lidah. Biji (perikarp) berukuran 8 × 12 mm.

    Pohon tarap terutama ditanam karena buahnya. Dimakan dalam keadaan segar atau diolah sebagai kue-kue. Buah terap harus segera dimakan dalam beberapa jam setelah dibuka, karena baunya yang harum cepat berkurang dan warnanya dapat berubah karena teroksidasi. Biji terap juga dapat dimakan setelah disangrai atau direbus dengan garam.

    Tanaman buah tidak menyebar luas. Ia tanaman buah yang tumbuh alami di Bumi Borneo. Selain itu, dikenal di Filipina yang dibudidayakan secara luas seperti di Mindoro, Mindanao, Basilan dan Sulu. Diketahui, tumbuh pula di Thailand.

    Terap dapat tumbuh sejak daerah dekat pantai hingga ketinggian sekitar 1000 m dpl. Pohon ini menyenangi tanah liat berpasir dan wilayah dengan curah hujan cukup tinggi dan merata. Buah biasa didapati di awal musim hujan, antara Agustus hingga Januari bergantung pada lokasinya.

    Terap juga dibudidayakan di Queensland, Australia.

    Ditengari asal-usulnya dari bagian utara Borneo. Yakni dari Sabah, Malaysia. Di daerah ini, meski di Kalimantan Barat juga ada, ditemukan aneka jenis liarnya di alam bebas.

    Famili         : Moraceae (nangka-nangkaan)

    Genus          : Artocarpus

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita