27 C
Singkawang
More
    BerandaGnōthi SeautonBorneonya Sama, Mengapa Sarawak dan Kalbar Berbeda?

    Borneonya Sama, Mengapa Sarawak dan Kalbar Berbeda?

    | Penulis R. Masri Sareb Putra

    Rumah dan kebun Penulis jaraknya dari perbatasan, hanya sekitar 150 km. Ditempuh dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, paling lama 3 jam perjalanan darat.

    Dari Jangkang, rumah penulis, ke Kembayan yang lama. Jalan buro’ loco‘ hingga desa Bantai. Namun, setelah itu, sampai Kembayan-Entekong, sangat mulus.

    Suasana kontras diperlihatkan pembangunan insfrastruktur di batas negara.

    Memang pos lintas batas kita, di Entekong, sangat megah. Itu karena Gubernur Cornelis, ketika itu, kawan-rapat dengan Jokowi.

    Sebelum meresmikan pos lintas batas di Kalbar, tiga pos lintas batas selain di Entekong ada di Badau dan Sambas. Terkucur dana pembangunan infrastruktur. Sebagai ujud dari Nawacita: Membangun Indonesia dari pinggiran.

    Pos Lintas Batas (PLB) Entekong sungguh megah. Itulah cerminan, wajah Indonesia.

    Akan tetapi, masih perlu untuk ditingkatkan. Begitu masuk wilayah otorita Malaysia, jalan dua lajur. Mulus.

    Tidak pernah mendengar bunyi klakson, seperti di Jakata dan Pontianak. Tidak ada kendaraan saling mendahului satu sama lain. Rumah dan bangunan jauh dari badan jalan. Sampah tidak tampak mengotori. Rapi. Tertib.

    Yang lain?

    Rumah dan gedung jarang ada yang tinggi sekali.

    Dalam hati, saya bertanya-tanya: Sama-sama Borneo. Mengapa bisa berbeda, dalam banyak hal?

    Apakah karena Sarawak-Malaysia dijajah dan dididik orang Inggris? Sementara kita oleh kompeni Hindia Belanda yang sangat pelit memberi alih-teknologi, dan mengekang majunya onderwijs (pendidikan) bagi pribumi?

    Atau karena faktor lain?

    ***

    Hanya hipotesis. Jawaban saya, atas pertanyaan yang mengganggu itu, dua, bahkan tiga saja.

    1. Wilayah Sarawak tidak seluas provinsi di Kalimantan. Juga penduduknya tidak sebanyak tetangga. Saya punya lada yang amat sangat luas di Kalbar. Sementara di Jakarta hanya beberapa pohon saja. Perhatian dan perawatannya, berbeda. Jadi, ngurus (orang) banyak dan sedikit itu, berbeda!

    2. Kalimantan-Indonesia, jauh dari pusat pemerintahan.

    3. Sarawak Negara bagian. Berbeda dengan otonomi, yang di satu pihak kepala dilepas, sedangkan di pihah lain, dipegang ekornya.

    Lain-lainnya?

    Mari kita diskusi!

    ***
    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 06 at 10.27.34

    R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.

    Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.

    Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita