28.5 C
Singkawang
More
    BerandaLumbungKudor: Rempah-rempah Buah Khas Borneo

    Kudor: Rempah-rempah Buah Khas Borneo

    | Penulis: R. Masri Sareb Putra

    Borneo tak habis-habisnya ditulis cerita tentangnya. Kandungan perut buminya menyimpan tambang. Keanekaragaman hayatinya luar biasa. Mungkin Tuhan ketika mencipta pulau terbesar ketiga dunia, dengan luas 743,330 km² ini, sambil tersenyum.

    Salah satu ciptaan Tuhan yang langka di Borneo adalah rempah-rempah buah (spice).Yang digolongkan rempah, sejatinya, ada pusparagam. Ada berupa biji, buah, akar, kulit kayu, atau zat tanaman lain yang terutama digunakan untuk membumbui atau mewarnai makanan.

    Rempah-rempah dibedakan dari herba, yaitu daun, bunga, atau batang tanaman yang digunakan untuk penyedap atau sebagai hiasan.

    Lazimnya, kita mengenal rempah-rempah nonbuah. Langka dari buah. Nah, rempah-rempah buah ini khas Borneo. Bulat buahnya. Sebesar jempol jari kaki orang dewasa. Tipis saja kulitnya. Mudah rontok. Namun, ada batok cukup tebal untuk membungkus isinya yang padat berisi. Warna kulitnya cokelat kehitaman.

    Aromanya khas. Gabungan aroma beberapa rempah-rempah. Campuran aroma bawang putih, lada, dan bawang bombai. Tajam menusuk. 

    Dayak Jangkang, rumpun Dayak Bidayuh, menyebut rempah-rempah buah ini: Kudor.

    Kudor rempah-rempah buah tahan lama. Asalkan disimpan di tempat terbuka, tidak basah, tidak juga kering. Bisa tahan sampai setahun. Disimpan dalam tanah juga bisa. Namun, usahakan batoknya jangan ada yang pecah. Sebab, jika pecah, akan tumbuh tunas. Kecuali Anda ingin menanamnya.

    Lazimnya, buah kudor sebagai rempah-rempah ini dagingnya diiris halus jika untuk campur sayur. Vetsin alami orang Dayak. Secukupnya saja. Jika menjadi bumbu daun ubi tumbuk, alangkah sedapnya.  

    Bisa juga untuk bumbu sayur yang lain, terutama sayur bening, dan sayur rebus lainnya.

    Kadang kudor juga menjadi bumbu nasi goreng.

    Selain yang utama buahnya. Daun kudor juga bisa untuk bumbu penyedap masakan.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita