25.6 C
Singkawang
More
    BerandaHukum & Kriminal,Percaya atau Tidak, Dibalik Proklamasi Kemerdekaan Ada Apa?

    Percaya atau Tidak, Dibalik Proklamasi Kemerdekaan Ada Apa?

    | Penulis: Dr. Hendry Jurnawan, CLA.

    Di balik sejarah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, ternyata terdapat beberapa fakta-fakta yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Apakah sesungguhnya pernah terjadi? Kalau fakta-fakta itu mengejutkan ada, pastinya unik dan menarik!

    Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, 2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta. Dia terkena flu gejala sejenis malaria tertiana.

    Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah tengah bulan puasa.

    Lalu jam 09.00 pagi, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.

    Kisah yang menarik ini, entah dari mana atau siapa yang mulai menceritakannya?

    Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi, dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto! Hmm, harusnya tukang soto itu masuk dalam catatan sejarah proklamasi ya?

    Cerita ini pun mengejutkan dan membingungkan, apakah sesungguhnya memang terjadi?

    Upacara Proklamasi Kemerdekaan dibuat sangat sederhana saat upacara proklamasi Republik Indonesia.

    Tanpa protokol, tak ada paduan suara, tak ada konduktor, dan sebagainya. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.

    Yang jelas persiapannya serba sangat mendadak.

    Pembaca UUD 1945 Pertama Kali adalah seorang dokter, yang bernama Dr Moewardi.
    Beliau pulalah yang bertugas membacakan UUD 1945 yang telah dirancang oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

    Ini juga perlu kita tahu. Siapa saja berperan dalam upacara saat Proklamasi Republik Indonesia?

    Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang lahir setelah kemerdekaan Rebuplik Indonesia. Ir. Akbar Tanjung lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945, sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993). Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945.

    Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah!

    Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft Proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin, dan diketik oleh Sajuti Melik.

    Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan lamanya.

    Kalau tidak salah, tahun itu juga ada beberapa harian memuat sejarah tentang peristiwa ini.

    Ternyata banyak hal yang mungkin luput dari pandangan sejarah yang tidak diekspos. Kejadian seperti ini justru bukan hal penting atau tidak penting, karena dengan adanya hal-hal tersebut sejarah menjadi unik .

    Selamat dan Dirgahayu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 76. Sekarang, mulailah dari diri sendiri, sudah siapkah, apa yang dapat kita berbuat untuk bangsa dan negara. Semoga bangsa Indonesia semakin lebih baik dan dihormati bangsa lain. Merdeka! (Dikutip dari beberapa sumber dari internet.)

    Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f1/Indonesia_declaration_of_independence_17_August_1945.jpg/260px-Indonesia_declaration_of_independence_17_August_1945.jpg

    ***

    Bionarasi

    Hendry22

    Dr. Hendry Jurnawan, CLA., Anggota Pramuka Kalimantan Barat, dosen dan pengacara.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita