MADN Netral Terhadap Unjuk Rasa Damai Penolakan TBBR Di Kalteng
Jakarta, detikborneo.com – Unjuk rasa damai penolakan ormas TBBR oleh 32 ormas Dayak di Kalimantan Tengah pada hari Jumat, 26 Nopember di Bundaran Besar Kota Palangkaraya menjadi ramai dimedia online sehingga terjadi pro dan kontra atas aksi tersebut.
Untuk tetap menjadi pengayom terhadap semua ormas Dayak yang ada di Indonesia dan luar negeri, MADN lewat wakil Presiden Bidang Internal Dr. Andersius Namsi, Ph.D menyampaikan: Berharap semua tokoh elite Dayak untuk tetap tenang dan selalu satu tujuan satu Darah Dayak. Jika ada perbedaan pandangan terkait Adat Budaya Dayak yang majemuk bisa diselesaikan di setiap DAD Provinsi.
Jika masalah masih belum bisa juga diselesaikan silahkan diajukan ke MADN secara surat resmi.
Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) saat ini sebagai bagian induk semua ornas Dayak dan satu Darah Dayak bersikap Netral dan tidak memihak pada siapapun atas penolakan terhadap ormas TBBR. MADN berharap masing-masing pihak untuk saling introspeksi sehingga jika ada perbedaan pandangan dapat cepat diatasi. Karena jika berlanjut yang rugi kita semua. Sedangkan orang di luar Dayak akan bertepuk tangan, pungkas Namsi.
MADN adalah Betang / Lamin / Radakng / Rumah besar semua orang Dayak, saat ini MADN mendorong semua Ketua DAD dan Pengurus ditiap Provinsi dan Kabupaten cepat bertindak untuk merangkul semua ormas Dayak di wilayahnya jika ada perbedaan cepat diatasi sehingga tidak menimbulakan pergesekan. Sehingga kedepan DAD dan MADN menjadi berdampak yang lebih baik untuk Masyarakat Adat Dayak, ujar Namsi.
Tariu Borneo Bangule Rajakng (TBBR) adalah ormas yang saat ini banyak di ikuti anak muda Dayak di Pulau Kalimantan dan saat ini juga sudah ada di DKI JAKARTA dan mungkin kedepan akan ada juga di Negri Sabah dan Sarawak.
Dalam kegiatan perekrutan pemuda dan pemudi Dayak untuk memperjuangkan pembelaan terhadap hak-hak masyarakat yang terkadang di rampas pihak – pihak yang punya kepentingan sehingga ormas ini banyak diminati dan mendapat simpati dimasyarakat Dayak.
Adapun yang menjadi pemicu penolakan TBBR oleh Ormas Dayak di Kalteng adalah :
- Pendirian TBBR Kalteng belum pernah berkomunikasi dengan DAD Provinsi Kalteng yang menjadi induk organisasi Dayak.
- Praktek Perekrutan ada kewajiban untuk anggota baru ritual Basasah atau di Mandikan supaya terjadi kemampuan ilmu kebal.
- Pemasangan Pantak (Patung Kayu Khas Dayak Kanayatn) yang disetiap wilayah baru yang dibentuk ke anggotaanya.
- Setiap aksi demo selalu membawa mandau senjata sakral Dayak yang dianggap bertentangan atas aset budaya Dayak Kalteng.
- Anak muda anggota TBBR di Kalteng ada yang meningalkan sekolah dan berani berani melawan terhadap orang tua.
Akan kah aset budaya Dayak ini masih dipertahankan atas kinerjanya atau ada faktor lain, waktu yang bisa menjawab. (Bajare007)