26.6 C
Singkawang
More
    BerandaUncategorizedTinggalkan E-Learning Di Era Pandemi Covid-19

    Tinggalkan E-Learning Di Era Pandemi Covid-19

    Banjarmasin, detikborneo.com -Bagaimana mendesain pembelajaran pada era pandemi covid-19? Menjadi pertanyaan mendesak untuk mendapat jawaban pasti. Kebutuhan akan jawaban atas pertanyaan tersebut semakin mendesak seiring dengan protokol kesehatan mencegah penyebaran covid-19 yang mewajibkan warga masyarakat untuk menjaga jarak, tidak bersentuhan fisik, belajar dari rumah. Akibatnya, dunia pendidikan khususnya guru dituntut untuk mendesain pembelajaran daring (dalam jaringan). Istilah lainnya: Pembelajaran online, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran elektronik (E-Learning). Dalam tulisan ini, pembelajaran daring seperti itu akan menggunakan istilah E-Learning. Guru dituntut untuk mendesain pembelajaran tanpa tatap muka langsung di kelas, tetapi tetap efektif atau berkualitas.


    Apa yang harus guru lakukan dalam E-Learning? Guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang simpel, tetapi bermutu. Misalnya kalau sebelumnya Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdiri dari beberapa halaman kertas A4, sekarang diringkas menjadi 1 halaman tanpa mengurang inti dari RPP tersebut. Guru juga tetap harus menyiapkan materi pembelajaran, Lembaran kerja peserta didik (LKPD), teknik penilaian dan evaluasi hasil belajar. Hanya saja semua perangkat itu harus bisa diakses secara online oleh peserta didik. Dalam rangka mendesain kelas online (untuk pembelajaran dan menyimpan perangkat pembelajaran), guru dituntut kreatif dalam mendesain dan mengelola kelas online (LMS). Misalnya menggunakan Google Classroom, Edmodo, schoology dan kelas online lainnya. Demikian juga dengan video conference, guru harus menguasai beberapa aplikasi pendukung seperti zoom, google meet, skype, jitsi meet, dan sebagainya. Guru yang menguasai teknologi saja tidak cukup. Dia juga bertanggung jawab memastikan peserta didik juga menguasai perangkat pembelajaran online seperti itu. Tujuannya untuk apa? Agar proses pembelajaran berjalan efektif.


    Namun dalam pelaksanaannya, E-Learning tidak seperti yang dibayangkan. Tatkala awalnya E-learning dipahami sebagai solusi ampuh menuju pembelajaran efektif di masa pandemi covid-19, nyatanya menyisakan banyak kendala. Beberapa kendala dimaksud seperti gangguan jaringan, kuota internet terbatas, dukungan perangkat pembelajaran online lemah, dan peserta didik malas mengerjakan tugas. Pada akhir semester lalu, saya melakukan evaluasi pembelajaran PAK dan Budi Pekerti di SMP Negeri 9 Banjarmasin-Kalimantan Selatan. Evaluasi dilakukan melalui angket terbuka. Angket diedar kepada peserta didik agar mereka mengisinya. Cakupan pertanyaan untuk mengetahui respon peserta didik atas E-Learning, kendala yang dihadapi, dan usulan terkait pembelajaran selanjutnya. Dari 35 orang peserta didik (semuanya mengisi angket), 22 orang (63%) mengusulkan pembelajaran tatap muka. Sementara itu, 13 orang (37%) tetap menginginkan E-Learning.


    Lalu apa yang harus guru lakukan? Guru mesti mendesain pembelajaran yang dapat mengakomodir semua harapan peserta didik. Rupanya E-Learning saja tidak cukup. Sebab selain karena beberapa hambatan teknis, juga ada peserta didik yang tidak menyukai E-Learning. Mereka merindukan tatap muka. Oleh karena itu, guru perlu mendesain pembelajaran E-Learning dan tatap muka secara bersamaan. Pembelajaran seperti ini umumnya dikenal dengan istilah Blender Learning dan atau Hybrid Learning. Kedua istilah tersebut kadang dibedakan, tetapi secara prinsip sama saja. Pembelajaran seperti ini mengkombinasikan pembelajaran daring (E-Learning) dan Pembelajaran Luring (tatap muka) dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai dukungan teknologi pembelajaran.
    Bagaimana mendesain pembelajaran daring dan luring secara bersamaan? ada beberapa hal yang perlu guru ketahui dan lakukan

    1. Riset lanjutan
      Sebelum memutuskan pembelajaran seperti apa yang mesti guru desain, penelitian lanjutan perlu dilakukan. Penelitian tersebut diperlukan untuk memastikan pembelajaran yang menjawab kebutuhan peserta didik. Penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi persiapan teknis terkait pembelajaran. Di awal sudah diketahui bahwa ada peserta didik yang ingin belajar daring, tetapi ada juga yang ingin belajar luring. Penelitian lanjutan perlu memastikan apakah kedua pembelajaran tersebut perlu dilakukan secara bersamaan atau bergantian? Desain pembelajaran seperti itu perlu mendengarkan suara peserta didik dan orang tua peserta didik agar mereka dapat berperan efektif.
    2. Kesepakatan awal
      Hasil penelitian lanjutan ditindaklanjuti dalam rencana tindak lanjut desain pembelajaran. Desain pembelajaran seperti itu mesti berdasarkan hasil kesepakatan dengan peserta didik dan orang tua peserta didik. Tujuannya agar proses pembelajaran mendapat dukungan penuh dari mereka. Jika disepakati bahwa pembelajaran daring (E-Learning) dan pembelajaran Luring (Tatap Muka) dilakukan secara bersamaan, maka langkah selanjutnya ialah mendesain kelas pembelajaran gabungan
    3. Desain kelas gabungan
      Pembelajaran seperti ini sering disebut Blended Learning dan Hybrid learning. Dalam tulisan ini, istilah pembelajaran gabungan lebih baik digunakan. Pembelajaran ini menggabungkan:1. Pembelajaran daring/dalam jaringan (E-Learning) dan pembelajaran Luring/luar jaringan (tatap muka); 2. Menggabungkan berbagai cara, sehingga menjadi pembelajaran unggul; 3. Menggabungkan berbagai dukungan teknologi pembelajaran. Bagaimana caranya? bisa dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Persiapkan kelas tatap muka dan kelas online
      Guru perlu menyiapkan kelas yang memungkinkan peserta didik yang daring dan yang luring dapat belajar bersama pada saat yang sama. Itu berarti, dalam kelas tatap muka perlu difasilitasi dengan akses online juga. Misalnya terkoneksi dengan zoom meet atau google meet atau jitsi meet atau video conference lainnya. Contoh tata ruangan kelasnya nampak seperti gambar berikut:
    • b. Gunakan beragam pendekatan dan metode pembelajaran
    • Guru sebaiknya tidak fanatik pada satu pendekatan dan metode pembelajaran saja. Sebaliknya kombinasi sesuai kebutuhan peserta didik, tuntutan KD dan tujuan pembelajaran.
    • c. Manfaatkan dukungan teknologi semaksimal mungkin
    • Kemampuan guru dan peserta didik dalam memanfaatkan berbagai produk teknologi sangat penting dalam pembelajaran gabungan. Salah satunya mengelola kelas online seperti google classroom. Dengan google classroom, pembelajaran bisa dilanjutkan dengan diskusi di sana, penilaian juga di sana dan semua materi bisa dishare di sana. Baik langsung dishare di classroom maupun dengan sistem link ke google drive, flip, dropbox, youtube dan sebagainya.
    1. Penilaian kombinasi
      Ada dua hal yang perlu direncanakan dan dilakukan oleh guru terkait penilaian yakni penilaian komprehensif-integratif dan penilaian berorientasi HOTS
      a. Penilaian komprehensif-integratif
      Penilaian ini mencakup penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Semua aspek penilaian tersebut mesti dipahami dan dilakukan secara terpadu/integratif. Sikap sosial dan spiritual peserta didik juga mestinya menjadi variabel penentu kelulusan suatu pokok materi, mata pelajaran, tingkatan kelas, dan kelulusan dari satuan pendidikan.
      Penilaian sikap spiritual, sosial, pengetahuan, keterampilan
      b. Penilaian berorientasi HOTS
      Penilaian ini selain berorientasi pada daya nalar peserta didik, juga berorientasi pada pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Jadi pembelajaran tidak boleh terpisah dengan kehidupan peserta didik. Sebaliknya, fakta sosial atau kejadi sehari-hari mesti menjadi sumber belajar. Peserta didik diarahkan untuk mampu mengidentifikasi, mengklasifikasi, memahami, mengkritisi, dan memberi solusi. Dengan kata lain, pembelajaran dan penilaian menggunakan model MAS (Masalah sehari-hari analisis masalah tersebut berikan solusi atas masalah tersebut).
    IMG 20211129 WA0001

    Penulis: Eci Dwi Hartati, Guru SMP Negeri 9 Banjarmasin

    Email: ecidwi2015@gmail.com

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita