26 C
Singkawang
More
    BerandaUncategorizedMemaknai Hari Doa Sedunia

    Memaknai Hari Doa Sedunia

    Screenshot 20230301 162430

    Sejak tahun 1927 hari doa di bulan Maret dikenal sebagai Hari Doa Wanita Sedunia.

    Pontianak, detikborneo,com – Dalam kebaktian hari Minggu tanggal 5 Maret 2023 bersamaan dengan Minggu Sengsara ketiga sebelum Perayaan Jumat Agung yang disusul Paskah, gereja-gereja diseluruh dunia akan merayakan Hari Doa Sedunia tahun 2023. Secara historis, Hari Doa Sedunia diprakarsai oleh Wanita awam Kristen Ekumenis Internasional. Gerakan ini bertujuan untuk menyatukan Wanita dari berbagai ras, budaya, dan tradisi dalam hari doa bersama tahunan, serta dalam persekutuan, pemahaman, dan Tindakan yang lebih dekat sepanjang tahun. Dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1887 ketika Mary Ellen Fairchild James dari Brooklyn, New York menyerukan satu hari doa untuk misi rumah tangga. Dalam perjalanan selanjutnya, sejak tahun 1927 hari doa di bulan Maret dikenal sebagai Hari Doa Wanita Sedunia.

    Melalui Hari Doa Sedunia, perempuan didorong untuk menyadari negara dan budaya lain dan tidak lagi hidup dalam isolasi. Perempuan didorong untuk memikul beban orang lain, bersimpati dengan masalah negara dan budaya lain dan berdoa bersama untuk mereka.

    Di Indonesia pengorganisasian Hari Doa Sedunia (HDS) dimulai tahun 1950.

    Di Indonesia pengorganisasian Hari Doa Sedunia (HDS) dimulai tahun 1950. Melalui Hari Doa Sedunia menjadi Gerakan yang dimotori oleh perempuan gereja untuk turut dalam arak-arakan Oikumene global, sekaligus sebagai aktifitas solidaritas terhadap perjuangan perempuan Kristen sedunia.

    Peringatan Hari Doa Sedunia penting sebagai salah satu wujud kebersamaan dalam Gerakan gereja-gereja di berbagai penjuru dunia. Peringatan hari doa sedunia menjadi salah satu tanda perjalanan Bersama dalam merawat atau menjaga bumi sebagai ciptaan Tuhan. Selain itu, peringatan hari doa sedunia dijadikan sebagai momentum untuk memotivasi manusia dalam memelihara ciptaan Tuhan serta mengajak orang-orang beriman untuk selalu ingat kepada Tuhan.

    “Aku Telah Mendengar imanmu” (Efesus 1:15-19).

    Hari Doa Sedunia tahun 2023 mengambil tema “Aku Telah Mendengar imanmu” (Efesus 1:15-19). Tema dan tata ibadah Hari Doa Sedunia kali ini dipersiapkan oleh perempuan-perempuan negara Taiwan. Tema dan tata ibadah ini juga akan digunakan oleh gereja-gereja di Indonesia secara khusus gereja yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).

    Dalam semangat arak-arakan Oikumene global, Bersama seluruh umat sedunia tentunya kita berempati dan turut mendoakan berbagai persoalan yang dialami oleh umat manusia di muka bumi. Selain berdoa, selayaknya melalui peringatan hari doa sedunia ini menjadi momen yang baik tentang doa sebagai aktivitas keseharian dan ibadah sebagai bentuk persekutuan untuk saling menghidupkan secara iman.

    Doa sebagai komunikasi antara manusia yang terbatas dengan Tuhan Yang Tak Terbatas.

    Doa kiranya menjadi aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan orang-orang beriman. Doa sebagai komunikasi antara manusia yang terbatas dengan Tuhan Yang Tak Terbatas. Doa sebagai sarana meminta bimbingan dan perlindungan, ungkapan permohonan, pengakuan dosa dan kelemahan diri, serta sarana pengungkapan pikiran dan perasaan dengan Tuhan. Dalam doa kita menggumulkan hal yang menjadi kehendak dan pimpinan Tuhan, baik dalam karier, pekerjaan, pendidikan dan lain sebaginya.

    Yohanes Calvin tokoh reformasi Gereja dalam buku Institutio menyatakan bahwa doa merupakan penghubung langsung Allah dengan manusia, doa merupakan ungkapan iman, sarana berjumpa Tuhan dan jalan mencapai keselamatan. Karena itu setiap orang beriman dengan bahasa dan sesuai pergumulannya bisa berdoa kepada Tuhan selama dilakukan dengan hati tulus, iman sungguh, rendah hati, serta berdoa secara teratur dan tekun.

    Rencana kita bukanlah rencana Tuhan,

    Manusia berhak membuat rencana, melakukan segala upaya, tetapin semua itu hanya sebatas yang mampu kita lakukan. Pada akhirnya, Tuhan yang akan menentukan. Apapun hasilnya kita harus dapat menerima dengan penuh rasa syukur dan sukacita. Rencana kita bukanlah rencana Tuhan, dengan berserah diri Tuhan akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk kehidupan kita.

    Pada dasarnya manusia diciptakan Allah untuk bekerja. Alkitab bahkan mengingatkan supaya orang malas yang tidak mau bekerja agar jangan makan. Artinya melalui pekerjaan manusia mendapatkan mata pencaharian untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup.

    Karena Allah memelihara kehidupan manusia dan dunia ini termasuk kerja, maka kekhawatiran, keputusasaan atau ketakutan hidup harus ditiadakan. Sebaliknya kegembiraan, kesukaan serta kepercayaan harus mengisi orang yang bekerja. Allah memberkati manusia, karena Allah adalah pencipta dan pemelihara semua yang diciptakan-Nya. Kerja yang dihadapi orang percaya bukan berati kerja yang tidak diliputi jerih payah dan peluh, tetapi dalam kerja keras mereka harus mempunyai keyakinan dan kegembiraan karena pengharapan akan berkat Allah. Kegembiraan bukan karena hasil kerja atau kesuksesannya, tetapi berdasarkan oleh keyakinan iman, karena Allah memberi kuasa dan menyertai.

    Santo Benediktus (480-547) : Ora Et Labora

    Kerja meliputi etos manusia yang berdoa. Manusia itu hidup sepenuhnya di hadapan Allah, dan hal ini terlaksana apabila pada hari Minggu manusia dapat bersekutu dengan Allah dan sesama manusia. Dalam kebaktian Minggu manusia bukan saja menerima berkat Allah tetapi juga mempertanggung-jawabkan pekerjaannya selama enam hari penuh.

    Bahkan tercatat dalam sejarah bahwa Santo Benediktus (480-547) mengajarkan tentang berdoa dan bekerja, ajaran ini mendunia dengan semboyan Ora Et Labora. Ajaran ini memberikan pesan berdoa dan bekerja saling melengkapi, berdoa saja tidak cukup, harus diimbangi dengan bekerja. Semboyan Ora Et Labora ini dapat dimaknai dalam sejumlah variasi yaitu pertama berdoa sama pentingnya dengan bekerja. Kedua, doa dan kerja berkedudukan setara. Ketiga, doa harus diejawantahkan dengan kerja dan keempat kerja adalah perwujudan doa.

    Selamat merayakan Hari Doa Sedunia tahun 2023.

    Sesungguhnya berdoa itu sendiri adalah bekerja. Hal ini tentunya jika doa yang dipanjatkan diikuti dengan tindakan untuk mewujudkan permintaan yang disampaikan
    dalam doa. Doa sebagai usaha menghubungkan kehendak Tuhan dengan berbagai perbuatan yang diniatkan oleh sang pendoa. Dirindukan kiranya kehendak Tuhan terwujud melalui perbuatan sang pendoa. Doa yang dilaksanakan dalam tindakan kerja akan membawa sang pendoa dari tempat doanya yang sempit ke dunia luas senyatanya melalui kerja.

    Selamat merayakan Hari Doa Sedunia tahun 2023. Kita syukuri semua karunia yang telah Tuhan berikan. Pergunakan waktu sebaik-baiknya, kesempatan dan kesehatan untuk menciptakan prestasi. Diatas segalanya, Tuhanlah yangmenentukan semua yang terjadi. Doakan yang kita kerjakan dan kerjakan yang kita doakan.

    Penulis:

    Stepenus Wiwin, Pontianak Kalimantan Barat. Warga jemaat GKE Betlehem Pontianak Dan Alumni Sekolah Tinggi Kristen Abdi Wacana (STAK-AW).

    IMG 20230301 WA0001

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita